REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Masyarakat dari seluruh suku di Kabupaten Manokwari, Papua Barat akan melaksanakan deklarasi damai untuk mendorong percepatan pemulihan situasi keamanan di daerah tersebut. "Kegiatan deklarasi akan kita laksanakan pada Rabu. Seluruh elemen masyarakat dan juga seluruh suku akan kita libatkan, yang pasti untuk PNS wajib hadir semuanya," kata Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Barat, Musa Kamudi di Manokwari, Senin (9/9).
Pemerintah provinsi berharap, deklarasi ini mempercepat proses pemulihan di ibu kota Papua Barat ini. Selain pemerintahan, Manokwari merupakan pusat perekonomian. Pascakericuhan 19 Agustus lalu, seluruh aktivitas terganggu.
"Hampir dua pekan, layanan pemerintahan tidak berjalan efektif. Isu demo kan tersebar begitu cepat, PNS enggan ke kantor karena alasan keamanan. Maka dengan deklarasi ini diharapkan semua menjadi normal kembali," ujar Musa.
Kamudi menjelaskan, sesuai rencana kegiatan deklarasi akan diawali dengan long march dari Jalan Percetakan Manokwari menuju Lapangan Borarsi di Jalan Jenderal Sudirman. Selain orasi cinta damai, kegiatan itu juga akan diisi dengan doa bersama lima agama.
"Masyarakat yang tidak punya aktivitas lain bisa hadir. Kami terus berkoordinasi dengan Polda juga Kodam untuk membahas skenario pengamanannya nanti," ujar Musa.
Saat ini, Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto masih berada di Jayapura, Papua dalam rangka mempercepat proses pemulihan keamanan pascarentetan aksi yang berujung ricuh di sejumlah daerah Papua dan Papua Barat. "Kami mengupayakan beliau berdua juga nanti bisa datang, komunikasi kami lakukan secara intensif. Mudah-mudahan bisa," katanya.
Kamudi mengajak masyarakat baik di Manokwari, Sorong, maupun Fakfak serta daerah lain untuk menjaga situasi keamanan wilayahnya agar terus kondusif. Polri dan TNI saat ini sedang bekerja keras agar dua provinsi di ujung timur Indonesia ini aman dan damai.
"Saat ini aparat keamanan yang di-BKO-kan dari daerah lain ke Papua dan Papua Barat cukup banyak. Kasihan, mereka juga meninggalkan anak istri untuk menjaga agar masyarakat di sini merasa aman. Maka mari kita masing-masing pastikan Papua Barat aman agar mereka juga bisa segera pulang," ujar Musa.