REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sedih di hari ulang tahunnya ke-70 tak ditemani oleh dua orang tercintanya, Ani Yudhoyono dan ibunda Siti Habibah. Hal tersebut merupakan pengalaman pertamanya di mana tak ada keduanya di hari bahagianya.
"Ini adalah hari ulang tahun yang pertama, yang di tengah malam yang hening tak ada lagi yang memeluk saya, seraya membisikkan kata-kata yang indah," ujar SBY di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Senin (9/9).
SBY lahir pada 9 September 1949. Dia mengaku bahagia dan bersyukur bisa merayakan ulang tahun yang ke-70. Tetapi rasa syukur itu dibarengi rasa duka karena SBY baru saja ditinggal sang ibunda Siti Habibah 10 hari yang lalu.
Kesedihannya semakin bertambah karena hari ini Partai Demokrat juga merayakan hari ulang tahun ke-18. Apalagi, sang istri Ani Yudhoyono diketahui pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum partai berlambang bintang mercy itu.
Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono usai menyampaikan pidato pada Malam Kontemplasi di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9).
"Orang yang setiap tahun melakukan itu, istri tercinta, 100 hari yang lalu juga telah berpulang ke Rahmatullah. Meskipun, istri tercinta Ani Yudhoyono, akan selalu berada di hati saya, menyatu dengan memori indah," ujar SBY.
Meski telah kehilangan dua orang yang dicintainya, SBY mengaku dirinya tak boleh bersedih lebih lama lagi. Karena, ia memiliki keluarga lain yang membutuhkan senyum dan semangatnya.
"Di satu sisi saya bersyukur, bahagia dan bergembira karena hari ini usia saya genap
70 tahun. Juga gembira, karena di antara yang hadir juga ada teman-teman seperjuangan dari Partai Demokrat, yang hari ini memperingati hari jadi partai yang ke-18 tahun. Inilah kehidupan penuh paradoks. Satu titik, dua sisi. Dua sisi dari satu mata uang logam, kodrat keseimbangan dalam domain kekuasaan Tuhan," ujar SBY.