REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Satu bom latih tipe P100 milik TNI AU jatuh dan menancap di lahan perkebunan tebu warga di Desa Bago, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (6/9). Bom latih berbobot 125 kilogram itu tidak memuat peledak dan berfungsi hanya sebagai sarana latihan akurasi pengeboman udara ke darat dari pesawat tempur.
Menurut daftar arsenal yang ada di TNI AU, bom latih P100 itu bisa dipergunakan hampir semua pesawat tempur TNI AU. Di antaranya EMB-314 Super Tucano, HawkMk53, dan Hawk 109/209.
Bom latih tanpa bahan peledak itu ditemukan di desa yang berdekatan dengan wilayah latih TNI AU alias Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang. Wilayah ini terhampar persis di tepi Samudera Hindia.
"Saat jatuh, bom itu menancap di tanah dan tidak meledak, namun hanya mengeluarkan asap," kata Kepala Polres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban, di Lumajang.
Ia mengatakan warga yang mengetahui kejadian itu langsung melapor ke Polsek Pasirian dan Koramil Pasirian. Petugas pun langsung datang ke lokasi kejadian untuk mengecek bom yang jatuh tersebut.
Anggota TNI AU dan polisi setempat langsung mendatangi lahan perkebunan tebu milik Sumiati di Dusun Krajan, Desa Bago. Namun warga sempat panik saat bom itu dipindahkan karena mengeluarkan asap.
Arsal menjelaskan bom latih P100 itu sudah dikembalikan ke lokasi latihan di AWR Pandanwangi oleh petugas Polsek Pasirian dengan anggota TNI AU. "Polisi sudah mendatangi lokasi, kemudian memasang garis polisi dan mengamankan lokasi kejadian untuk mensterilkan lokasi bom itu jatuh, sehingga tidak boleh ada warga yang mendekat di lokasi jatuhnya bom latihan itu," ujarnya.
Sementara perwira di AWR Pandanwangi, Kapten Joko, kepada wartawan mengatakan bom latih yang terjatuh itu tidak memiliki daya ledak dan tidak berbahaya. Karena tujuannya semata-mata untuk latihan saja. Ia pun meminta warga agar tidak panik terkait kejadian itu.