Rabu 04 Sep 2019 01:07 WIB

ICW Khawatir Masyarakat Anggap Jokowi tidak Dukung KPK

KPK selama ini selalu mendapat serangan balik dari berbagai pihak.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko WIdodo (kanan) menerima Pansel Capim KPK di Istana Merdeka Jakarta, Senin (2/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Presiden Joko WIdodo (kanan) menerima Pansel Capim KPK di Istana Merdeka Jakarta, Senin (2/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Agus Sunaryanto, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan mampu memilih nama-nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (capim KPK) yang kredibel. Pihaknya khawatir masyarakat nantinya menilai Presiden tidak mendukung penguatan KPK.

"Kami harap Presiden bisa secara objektif menilai dan tidak tepengaruh hal-hal lain.

Baca Juga

Presiden nanti juga bersama timnya mengundang pansel kembali, dan bisa mempertanyakan pansel juga evaluasi juga kenapa orang-orang ini kenapa masih diloloskan. Kita berharap Presiden mempertimbangkan masak-masak, sebab ini masa depan pemberantasan korupsi, kami khawatir kalau Presiden menutup mata nanti publik anggap beliau menjadi bagian dari proses yang tidak mendukung penguatan KPK, " ujar Agus di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (3/9).

Dia pun mengingatkan bahwa, KPK selama ini selalu mendapat serangan balik dari berbagai pihak. Sehingga, jika nama-nama capim yang nantinya disetorkan ke DPR adalah sosok yang bermasalah, dia pun khawatir mereka akan tersandera oleh rekam jejak mereka sendiri saat menjalani fit and proper tes.

Kemudian, jika para capim yang bermasalah nantinya bisa melaju ke tahapan yang lebih jauh, maka berpotensi membuka ruang kriminalisasi terhadap pimpinan KPK mendatang. "Karena masih ada calon-calon yang terindikasikan melanggar etik. Justru itu akan menghambat kinerja KPK," paparnya. 

ICW mengajak masyarakat mengawal dan mendorong Presiden Jokowi memilih capim yang baik dan benar di antara 10 nama kemarin. Tujuannya, supaya hasil proses fit and proper test di DPR berjalan maksimal sesuai harapan masyarakat.

Agus enggan merinci siapa saja yang capim yang bermasalah di antara 10 nama yang sudah diserahkan kepada Presiden itu. Dia hanya menyebut permasalahan para capim masih seputar tidak patuh menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) dan melanggar kode etik profesi. 

ICW sendiri juga melakukan penelusuran atas rekam jejak para capim. Hasilnya akan disampaikan kepada Presiden Jokowi.

Sebelumnya, Pansel Capim KPK telah mengumumkan 10 nama yang lolos seleksi wawancara dan uji publik. Pengumuman itu disampaikan usai menyerahkan 10 nama tersebut kepada Presiden Jokowi, Senin (2/9).

Adapun nama 10 capim yang lolos seleksi adalah:

1. Alexander Marwata, Komisioner KPK

2. Firli Bahuri, Anggota Polri

3. I Nyoman Wara, Auditor BPK

4. Johanis Tanak, Jaksa

5. Lili Pintauli Siregar, Advokat

6. Luthfi Jayadi Kurniawan, Dosen

7. Nawawi Pomolango, Hakim

8. Nurul Ghufron, Dosen

9. Roby Arya B, PNS Sekretariat Kabinet

10. Sigit Danang Joyo, PNS Kementerian Keuangan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement