Senin 02 Sep 2019 08:51 WIB

Mahasiswa UBSI Finalis Tim Terbaik Social Science Week 2019

Kompetisi itu membahas tema Sustainable Development Goals (SDGs).

Tim UBSI pasca berlangsungnya kegiatan Social Science Week 2019 di UBM.
Foto: Dok UBSI
Tim UBSI pasca berlangsungnya kegiatan Social Science Week 2019 di UBM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RR Nabila Wahyu Apriyanti, Arinta Geby Asi,dan Tias Mawarni Setiawati (mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris Universitas Bina Sarana Informtika (UBSI)) yang tergabung dalam satu kelompok mahasiswa penelitian berhasil masuk ke dalam 5 besar finalis tim terbaik dalam Social Science Week 2019. Ini merupakan ajang  Kompetisi Nasional Case Analysis yang diselenggarakan oleh Universitas Bunda Mulia Kampus Ancol,  Jakarta Utara, 26-28 Agustus 2019.

Nabila selaku ketua tim kelompok dari UBSI menjelaskan, kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini merupakan kompetisi yang menilai ide dan gagasan dari masing-masing kelompok yang merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

“Adapun tema yang diberikan pada kompetisi ini yakni adalah Sustainable Development Goals (SDGs) yang dikenal sebagai sebuah program pembangunan berkelanjutan di bmana di dalamnya terdapat 17 tujuan yang berfokus pada kesejahteraan manusia dan masa depan planet bumi,” ungkap Nabila dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (31/8).

Lebih lanjut Nabila menjelaskan,  di kompetisi ini setiap tim diminta untuk membuat laporan penelitian sesuai dengan tema yang diberikan dan dengan ide atau gagasan asli dari masing-masing tim. Selai pembuatan laporan, setiap tim juga diminta untuk mempresentasikan laporan penelitan yang berhasil dibuat.

“Proposal kami membahas  tentang pengaruh hoaks terhadap stabilitas nasional dan kerja sama antarnegara. Dimana hoaks akan sangat memberi pengaruh buruk terhadap stabilitas nasional dan kerja sama antarnegara jika tidak diantisipasi sejak dini,” jelas Nabila.

Ia menjelaskan, latar belakang mereka mengangkat fokus bahasan tersebut antara lain karena banyak yang belum memahami hoaks dapat dijadikan alat dan  senjata konflik yang paling besar saat ini.

“Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat terutama generasi milenial seperti kami yang menggunakan sosial media setiap harinya untuk membekali dirinya dengan literasi digital dan non-digital karena sekarang juga banyak fitnah yang disebarkan melalui selebaran, atau yang lain-lainnya,” tambahnya.

photo
Tim mahasiswa peneliti perwakilan UBSI saat berada di Universitas Bunda Mulia.

Nabila juga memaparkan bahwa peran serta generasi muda dan masyarakat umum sangat dibutuhkan untuk membantu melawan dan meredam penyebaran hoaks. Gerakan melawan penyebaran hoaks antara lain lewat edukasi dan penyampaian berita yang benar kepada masyarakat, baik melalui sosialisasi langsung kepada maupun melalui media sosial.

“Kami senang dapat mewakili UBSI, yang mendukung penuh langkah kami mengikuti kompetisi ini. Serta kami dapat menyampaikan aspirasi, ide serta gagasan kami yang kami harapkan dapat membantu mengedukasi, hingga membantu menyelesaikan masalah yang ada sosila,” kata Nabila.

Agus Priadi selaku Kepala Program Studi Bahasa Inggris UBSI menyampaikan, dengan mengikuti kompetisi ini, diharapkan ketiga mahasiswa ini dapat belajar, menambah wawasan serta menjadi lebih peduli terhadap lingkungan juga ikut berpartisipasi secara aktif dalam proses pembangunan yang berkelanjutan.

“Sehingga,  diharapkan mereka dapat memotivasi mahasiswa lainnya untuk dapat berkompetisi dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya,” tutur Agus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement