REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kapolsek Pakem, Kompol Haryanta, membenarkan terjadinya peristiwa longsor di aliran Sungai Boyong, lereng Gunung Merapi, Desa Kalireso, Desa Candibinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, yang mengakibatkan seorang penambang tewas.
Saat dikonfirmasi Republika perihal adanya kejadian tersebut, Haryanta menuturkan penambangan tersebut dilakukan di sungai, bukan di sekitar pekarangan. Menurut Haryanta, penambangan itu dilakukan oleh korban seorang diri. Dalam hal ini, penambang tersebut sebenarnya hanya mengais sisa-sisa tambang yang mungkin tersisa.
Sebelumnya, pihaknya telah melakukan imbauan kepada para penambang untuk berhati-hati, khususnya melihat struktur tanah yang ada saat melakukan penambangan. “Tentunya, setelah kejadian ini kami akan melakukan imbauan dan arahan lebih lanjut ke depannya," katanya saat dihubungi, Ahad (1/9).
Sebelumnya diberitakan korban bernama Jumarno (60) warga asli Temanggung yang sudah lama menetap di Kalireso, Candibinangun, tewas akibat tertimpa longsoran batu besar, Ahad sore.
"Korban pertama kali, ditemukan Samidi sekitar pukul 10.00 WIB," kata Haryanta.
Menurut dia, dari keterangan saksi, saat itu saksi hendak mencari pasir di lokasi kecelakaan. Namun saat di lokasi, saksi melihat ada longsoran tebing baru. "Saat itu suasana lokasi tambang juga sepi. Saksi kemudian mencari rekannya yang biasa menambang di sana," ujarnya.
Tidak berselang lama, saksi melihat rekannya sudah berada di bawah batu besar yang diperkirakan berasal dari longsoran tebing setinggi empat meter. "Saat ditemukan, korban dalam kondisi tertimpa batu besar dan hanya terlihat sedikit saja," tuturnya.