Jumat 30 Aug 2019 13:47 WIB

Aparat Cegah Bentrok Warga di Jayapura

Dari Jumat pagi seribuan orang berkumpul di kantor Gubernur Papua.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Indira Rezkisari
Seorang warga melintasi puing bangunan yang terbakar seusai aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019).
Foto: Antara/Indrayadi TH
Seorang warga melintasi puing bangunan yang terbakar seusai aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Bentrok massa nyaris terjadi di Ibu Kota Papua, Jayapura, Jumat (30/8) pagi. Kendati demikian, aparat keamanan berhasil mencegah dua kelompok tandingan saling bertemu.

Hingga Jumat pagi, seribuan orang peserta aksi dari Wamena, Sentani, dan Abepura masih berkumpul di Kantor Gubernur Papua di Dok 2 Jayapura. Para peserta aksi tersebut sudah menduduki Kantor Gubernur Papua sejak Kamis (29/8) malam.

Baca Juga

Sementara pada saat bersamaan, ratusan warga dari wilayah Entrop dan Pasar Hamadi sudah berkumpul. Massa ini kebanyakan pemilik toko dan kios yang dibakar dalam kerusuhan di Jayapura pada Kamis (29/8) dan menamakan diri Paguyuban Nusantara. Sejak pagi, ratusan warga tersebut sudah mulai bergerak ke arah Kantor Gubernur Papua.

Kendati demikian, aparat keamanan menahan laju massa tersebut di salah satu perempatan di Dok 1, Jayapura. "Mereka ditahan dekat rumah sakit, di lampu merah. Kalau tidak itu bahaya sekali," kata Frengki Warer, salah seorang warga Jayapura yang menyaksikan kejadian tersebut.

Menyusul pergerakan massa itu, TNI-Polri melakukan evakuasi dan mengantar pulang sekitar seribu orang dari Kantor Gubernur Papua pada Kamis (29/8) malam. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto dalam keterangan tertulisnya, mengatakan pengerahan truk TNI/Polri yang dimulai sejak pukul 09.15 WIT adalah upaya mengantisipasi bentrok antara massa aksi demo yang merasa ketakutan akan adanya aksi balasan.

Upaya selanjutnya, kata Eko, Kodam XVII/Cenderawasih menghimbau terhadap masyarakat paguyuban Nusantara untuk menghentikan aksi penyisiran terhadap peserta aksi pada Kamis (29/8). "Kita akan meningkatkan pengamananan terhadap objek-objek vital dan memback-up Polda Papua dalam rangka pengamanan aksi-aksi demo di lapangan," ujarnya seperti dilansir Antara.

Pada Jumat pagi, tak ada lagi pembakaran dan perusakan fasilitas umum. Kendati demikian, suasana masih sepi karena kebanyakan warga tak berani keluar rumah. Terlebih, beredar info penyisiran yang dilakukan oknum-oknum tertentu.

Merujuk Sensus Kependudukan BPS pada 2010, Kota Jayapura adalah satu dari lima wilayah di Papua dengan perimbangan penduduk asli Papua dan pendatang yang relatif berimbang. Wilayah lainnya adalah Merauke, Nabire, Mimika, dan Keerom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement