Ahad 25 Aug 2019 14:05 WIB

Ribuan Mahasiswa Baru UMP Gelar Deklarasi Damai Tanah Papua

Seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat Papua termasuk Papua Barat adalah saudara

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Gita Amanda
Sejumlah massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme menggelar unjuk rasa di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah massa yang tergabung dalam Mahasiswa Papua Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme dan Militerisme menggelar unjuk rasa di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Ribuan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar berbagai kegiatan dalam pembukaan Masa Ta’aruf (Masta), di komplek kampus UMP Dukuhwaluh, Sabtu (24/9) lalu. Kegiatan pembukaan diisi dengan deklarasi damai untuk tanah Papua, deklarasi generasi bijak plastik, dan talkshow dengan menghadirkan pengamat sosial Rocky Gerung.

Dalam deklarasi damai Tanah Papua, pihak UMP menghadirkan Kepala Kampung Adat Kokoda, Sorong, Papua Barat Syamsudin Namugur SHI. ''Kami merasa prihatin atas kejadian yang terjadi di Papua, dan berharap tanah Papua kembali aman, damai dan masyarakatnya semakin sejahtera,'' jelas Rektor UMP Dr Anjar Nugroho.

Baca Juga

Dalam acara tersebut, dibacakan deklarasi damai untuk tanah Papua yang dipimpin langsung Rektor UMP Dr Anjar Nugroho, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Aman Suyadi, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Dr Ibnu Hasan, Pembina Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UMP Dr Suwarno.

Deklarasi yang dibacakan bersama ribuan mahasiswa UMP, antara lain bertuliskan kalimat "Kami mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Purwokerto bersumpah, bertanah air satu, bersatu damai untuk papua. Kami mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Purwokerto bersumpah, berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan. Kami mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Purwokerto bersumpah, berbahasa satu, bahasa persatuan untuk Papua. Damai untuk Papua. UMP untuk Indonesia".

Kepala Kampung Adat Kokoda, Sorong, Papua Barat Syamsudin Namugur SHI, dalam kesempatan itu menyatakan seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat Papua termasuk Papua Barat, adalah saudara sebangsa dan se-Tanah Air. ''Hal yang tidak diinginkan harus kita dibuang jauh-jauh dan mari kita bangun negara ini dengan hati yang tulus,'' katanya.

Lebih lanjut dia juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama bergotong royong, ta’awun, dan bekerja sama membangun negara ini demi kemajuan masa depan Papua, Papua Barat dan semuanya. ''Saya selaku masyarakat dan tokoh adat Papua meminta kepada semuanya untuk tetap menjaga kesatuan negara ini dengan baik. Ke depan kita hruas bangun generasi yang akan menjadi generasi baik, dan generasi yang memberikan manfaat bagi kita semua,'' katanya

Dalam hal deklarasi generasi generasi bijak plasti, Rektor UMP Dr Anjar Nugroho menyatakan, deklarasi ini diselenggarakan mengingat penggunaan sampah plastik yang semakin tidak terkendali. Padahal, sampah plastik sangat sulit untuk bisa terurai.

''Merujuk data Kementerian LHK (Lingkungan Hidup Kehutanan), jumlah timbunan sampah plastik diperkirakan 14 persen  dari total sampah harian atau 24.500 ton per hari atau setara 8,96 juta ton per tahun,''jelas Rektor.

Melalui deklarasi ini, Anjar meminta agar seluruh mahasiswa UMP lebih bijak menggunakan benda-benda yang terbuat dari plastik. ''Kesadaran bijak penggunaan plastik harus dilakukan sejak dini dan masuk dunia pendidikan resmi,'' katanya.

Ketua Steering Committee Masta IMM Rizal Rifai menjelaskan, melalui deklarasi ini, pihaknya mewajibkan para mahasiswa baru untuk membawa tumbler. ''Dengan menggunakan botol tumbler, konsumsi air minun dalam kemasan dapat dikurangi. Dengan demikian, sampah plastik bekas kemasan air minum juga dapat dikurangi,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement