Ahad 25 Aug 2019 10:51 WIB

KNKT Investigasi, Tim SAR Sisir Lokasi KM Santika Nusantara

Saat ini tim KNKT saat ini sedang melakukan pengumpulan data awal.

Evakuasi para penumpang kapal KM Santika Nusantara juga dibantu oleh kapal-kapal tradisional dan juga kapal rakyat setempat.
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Evakuasi para penumpang kapal KM Santika Nusantara juga dibantu oleh kapal-kapal tradisional dan juga kapal rakyat setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim SAR terpadu yang terdiri dari Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut, Basarnas, Polair dibantu kapal-kapal tradisional dan nelayan, Ahad (25/8) masih melanjutkan proses penyisiran di lokasi kejadian terbakarnya kapal KM Santika Nusantara di Perairan Masalembo, Jawa Timur.  Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini telah menurunkan tim investigatornya untuk menyelidiki penyebab terjadinya kebakaran Kapal KM. Santika Nusantara tersebut.

"Sesuai Mapel yang kami keluarkan pada tanggal 24/08/19 jam 20.15 Wita bahwa KM. Santika Nusantara telah bergeser dari posisi awal musibah," kata Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ahmad dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Ahad (25/8). 

Karena itu, operator kapal PT Jembatan Nusantara pun telah mengirimkan 1 unit kapal KMP Gading Nusantara dari Padang Bay sejak Jumat (23/8) pukul 11.45 Wita untuk melakukan pemantauan. Selanjutnya, pada Sabtu (24/8), juga diberangkatkan 1 unit Tug Boat untuk mentowing KM Santika Nusantara ke Gresik.

Ahmad menguraikan, kronologi kejadian terbakarnya kapal KM. Santika Nusantara milik PT. Jembatan Nusantara pada Kamis (22/8). Sekitar pukul 20.45 WIB Petugas Jaga Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak menerima laporan kapal kebakaran dari perusahaan pelayaran bahwa KM. Santika Nusantara mengalami kebakaran di buritan kapal (car deck) pada posisi koordinat 05,736 LS, 114,368 BT.

Kemudian Perwira Jaga berkoordinasi dengan Stasiun Vessel Traffic Service (VTS) Surabaya untuk menyebarkan informasi agar kapal-kapal yang berada di sekitar Pulau Masalembo memberikan pertolongan.

Selanjutnya dilakukan koordinasi dengan Basarnas, Unit Penyelenggara Teknis (UPP) Kelas III Masalembo dan Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Tanjung Perak untuk memberikan pertolongan.

Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak juga berkoordinasi dengan PT. Dharma Lautan Utama agar memerintahkan KM. Dharma Ferry VII merapat ke lokasi kejadian untuk memberikan pertolongan dan bantuan. Serta koordinasi dengan nakhoda kapal yang berada di sekitar kejadian, seperti KMP. Bintang Samudera, kapal KM. Spill Citra, KM. Sumatra Leader dan KM. Selatan Damai, MV. Asia Vision dan TB. Bintang Mutiara.

Beberapa kapal yang melintas di lokasi tersebut, seperti KM. Dobonsolo, KM. Sinabung, KM. Swarna Bahtera, KM. Gading Nusantara dan KM. Mila Utama juga diminta untuk dapat membantu evakuasi para penumpang kapal KM. Santika Nusantara.

“Kami juga mengerahkan kapal patroli KPLP KNP. Chundamani Pangkalan PLP Surabaya serta KN. SAR Laksmana Kantor SAR Banjarmasin juga turut dikerahkan ke lokasi kejadian,” kata Ahmad. 

Sementara itu, sambil menunggu steril lokasi kejadian, diketuai oleh Nico Maris, tim KNKT saat ini sedang melakukan pengumpulan data awal berupa wawancara dengan penumpang kapal KM. Santika Nusantara dan juga ABK. Adapun pagi kemarin (24/8) pukul 03.30 WIB, kapal patroli Pangkalan PLP Surabaya, KNP Chundamani sudah diberangkatkan dari Pelabuhan Masalembo menuju Pelabuhan Tanjung Perak dengan mengangkut para korban kapal KM Santika Nusantara sebanyak 52 orang yang telah dievakuasi selamat dan 3 orang jenazah.

Posko Penanganan Terbakarnya kapal KM Santika Nusantara yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menyebutkan jumlah total pelayar yang berhasil dievakuasi sebanyak 296 orang. Dengan data rincian evakuasi dari Basarnas adalah kapal KMP Dharma Ferry VII tiba kemarin malam (23/8) pukul 19.00 WIB di Pelabuhan Tanjung Perak membawa 64 orang, kapal KM SPIL Citra tiba di Pelabuhan Tanjung Perak dini hari tadi (24/8)  pukul 01.00 WIB sejumlah 23 orang, penumpang yang dievakuasi kapal nelayan ke Pulau Masalembo kemarin (23/8) sejumlah 55 orang dimana 3 orang di antaranya meninggal dunia. Kemudian kapal KMP Putra Tunggal 8 mengevakuasi 152 orang ke Pelabuhan Kalianget dan kapal nelayan mengevakuasi 2 orang ke desa Pasosongan kemarin malam.

Selain itu, evakuasi para penumpang kapal juga dibantu oleh kapal-kapal tradisional dan juga kapal rakyat setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement