Jumat 23 Aug 2019 15:36 WIB

MDMC: Masyarakat Harus Terus Diedukasi Soal Kebencanaan

Lingkungan harus diupayakan memiliki kesadaran kebencanaan dan kesetiakawanan sosial.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Dwi Murdaningsih
Bencana alam (ilustrasi).
Foto: Antara/Embong Salampessy
Bencana alam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Rahmawati Husein menyatakan masyarakat harus terus diedukasi soal kebencanaan agar timbul kesadaran atas potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Dia menilai pengetahuan masyarakat soal kebencanaan masih minin.

"Masyarakat itu kebanyakan hanya tahu gempa ya namanya saja, tetapi apa itu gempa tidak ada yang bisa jawab, karena memang hanya baca gempa saat sudah kejadian," kata dia dalam diskusi bertajuk "Potensi Megathrust Selat Sunda dan Seberapa Siapkah Kita" di kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Jumat (23/8).

Baca Juga

 Dia juga menyadari, mengedukasi masyarakat itu tidak bisa hanya sekali tetapi terus-menerus. Dari edukasi itu muncul pengetahuan kemudian tumbuh kesadaran untuk melakukan sesuatu. 

"Pengetahuan kenapa gempa bisa terjadi dan apa dampaknya buat mereka, mereka (masyarakat) hampir tidak tahu, apalagi apa yang disampaikan oleh yang kalangan advanced seperti soal gempa megathrust," kata dia.

Pengetahuan yang perlu dimiliki masyarakat soal kebencanaan, lanjut Rahmawati, setidaknya terkait risiko bencana di daerahnya sendiri. Dengan begitu masyarakat bisa meminimalikan risiko dan dampak yang ditimbulkan.

"Kalau masyarakat tidak paham, maka dia kan tidak ada upaya mengurangi risiko, ini jadi sangat penting, pengetehuan yang terus-menerus," tutur dia.

Selain itu masyarakat juga perlu mengetahui standar bangunan berkonsep tahan gempa. Hal ini agar rumah-rumah yang dibangun lebih aman dan lebih kecil risikonya.

Aspek lainnya yang harus diperhatikan untuk menularkan kultur sadar bencana yakni terkait lingkungan. Lingkungan masyarakat harus diupayakan secara berkelanjutan untuk memiliki kesadaran kebencanaan dan kesetiakawanan sosial. 

"Bencana terjadi karena ada manusia. Kalau enggak ada manusia ya enggak akan terjadi bencana. Misalnya di tengah Pasifik sering terjadi gempa tetapi tidak menimbulkan bencana. Karena itu, manusia menjadi penting, manusia perlu diedukasi, jika sudah ada edukasi timbul kesadaran, kalau ada kesadaran, timbul tindakan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement