REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengingatkan kembali masalah toleransi kepada para mahasiswa. Hal itu ia ungkapkan dalam kunjungannya ke Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Singaraja, Bali, Selasa (20/8).
Ia mengatakan, masalah toleransi belakangan kembali menyeruak di kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, masalah perbedaan keyakinan jangan sampai dipergunjingkan kembali, karena agama dan keyakinan itu ada pada diri kita masing-masing.
"Pentingnya toleransi harus kita lakukan secara aktif. Jangan hanya ngomong toleransi, tapi sikapnya apatis terhadap orang lain. Hal ini harus kita hindari, jangan sampai masalah urusan agama dibenturkan yang akibatnya kita menjadi tercerai berai," kata Nasir menegaskan.
Ia mengatakan kampus harus menjadi persemaian untuk kebangsaan, persemaian terhadap Pancasila. Selanjutnya, kata dia, yang menjadi sangat penting adalah kampus jangan dijadikan pusat menyalurkan keinginan nafsu pribadi terutama masalah narkoba.
"Narkoba merusak masa depan kita. Narkoba tidak akan memberikan masa depan anda menjadi lebih baik. Maka dari itu, narkoba harus kita hentikan! Jauhi narkoba supaya Anda bisa meraih prestasi! Kalau bisa dicanangkan oleh Pak Rektor bahwa kampus harus bebas narkoba," kata dia.
Selain itu, ia juga mengulas mengenai transparansi di lingkungan kampus. Menurutnya jika kampus sudah bebas dari narkoba, harapannya semua kegiatan yang ada, dan semua uang yang ada dilakukan secara transparan serta terbuka dengan baik.