Selasa 20 Aug 2019 15:31 WIB

3 OKP yang Geruduk Asrama Mahasiswa Papua Minta Maaf

FPI, Pemuda Pancasila, dan FKPPI meminta maaf.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Warga membersihkan puing sisa kerusuhan di salah satu gedung yang terbakar di Manokwari, Papua Barat, Selasa (20/8/2019).
Foto: Antara/Tomi
Warga membersihkan puing sisa kerusuhan di salah satu gedung yang terbakar di Manokwari, Papua Barat, Selasa (20/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) yang menggeruduk asrama mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu, dikumpulkan di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (20/8). Tiga OKP yang mendatangi Polda Jatim itu ialah Front Pembela Islam (FPI), Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI), dan Pemuda Pancasila (PP).

"Kapolda Jatim ingin koordinasi dengan pihak ormas karena situasi yang di sana sedang panas," kata perwakilan OKP Tri Susanti, saat mendatangi Mapolda Jatim.

Baca Juga

Perempuan yang akrab disapa Susi itu menyatakan, Polda Jatim mengundang OKP tersebut, untuk meredam situasi yang panas di Papua dan Papua Barat, tepatnya di Manokwari, Jayapura, dan Sorong. Susi mengatakan, forum yang digelar juga menjadi kesempatan Ormas terkait untuk menjelaskan dan mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi di lokasi. "Jadi, memang ini hanya untuk cooling down (meredam)" ujar Susi.

Susi membantah pihaknya melakukan pengusiran terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Dia mengatakan, pihaknya hanya ingin menegakkan pengibaran bendera merah putih di asrama Papua, yang selama ini mereka menolak untuk memasangnya.

"Tidak benar bahwa pada saat massa OKP beraksi di asrama mahasiswa Papua terjadi pengusiran. Tujuan kami untuk merah putih dan ternyata berdampak seperti itu, dan mungkin ada pihak lain yang sengaja mengkondisikan," kata Susi.

Atas apa yang sudah terjadi sehingga menimbupkan kerusuhan di Papua dan Papua Barat, Susi menyampaikan permintaan maaf. "Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas, menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan (kata rasis) itu," kata Susi.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera mengatakan pertemuan dengan OKP itu dimaksudkan untuk menjaga kondusifitas wilayah di Jatim. Yakni bagaimana menjaga agar Jawa Timur ttetap aman dan damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement