REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa pendemo melakukan aksi jalan kaki atau long march menuju kantor Gubernur Papua dan DPRD Papua. Aksi demo yang dilakukan warga dan mahasiswa itu terkait kekecewaan terhadap insiden yang terjadi di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.
"Kondisi khususnya di Jayapura provinsi Papua ini lagi macet total artinya apa, massa ribuan turun jalan. Sementara unjuk rasa masih menuju kantor DPRD Papua kemudian ke kantor Gubernur," ujar salah seorang warga Papua Yotam Wakum saat dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (19/8).
Akibatnya, kata dia, lalu lintas macet total. Yotam pun masih terjebak kemacetan dari pagi hingga pukul 14.30 waktu Papua. Ia mengatakan, sejumlah toko dan kantor memilih tutup untuk mengantisipasi konflik di Jayapura yang bisa berbahaya. Warga sudah mengetahui akan ada aksi demo Senin pagi di Jayapura.
"Ini kan Jayapura rawan jadi semua toko banyak yang tutup, pilih untuk tutup karena tingkat konfliknya lebih bahaya di Jayapura," kata Yotam.
Ia mengatakan, unjuk rasa sudah berlangsung sejak pagi sekitar pukul 07.30 WIT. Massa berasal dari kawasan sekitar Waena dan Abepur, Jayapura. Menurut Yotam, tak ada aksi penjarahan dalam aksi demo tersebut. Justru, lanjut dia, toko-toko yang masih buka membagikan air minum secara gratis kepada para pendemo.
"Kalau penjarahan enggak ada. Hanya toko-toko saja yang bagi-bagi air minum gratis," tutur Yotam.