REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bakal mendirikan lagi 15 SMK Jateng di sejumlah kabupaten/ kota. Jika disetujui oleh wakil rakyat, program ini sudah akan dijalankan mulai tahun 2020.
Hal ini ditegaskan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memimpin upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jawa Tengah ke-69, di lapangan Pancasila, Simpanglima, Semarang, Kamis (15/8). Menurut gubernur, sejauh ini SMKN Jateng baru ada di tiga daerah, yakni di Kota Semarang, Kabupaten Pati dan Kabupaten Purbalingga.
Dengan penambahan 15 sekolah lagi, maka tahun depan Jawa Tengah bakal punya 18 sekolah yang menggratiskan biayanya 100 persen untuk para siswa miskin.
Pemprov Jawa Tengah, lanjut Ganjar, berencana menggratiskan biaya pendidikan untuk siswa SMA/SMK/SLB pada tahun depan. Termasuk, menyediakan Rp 100 miliar untuk beasiswa siswa miskin berprestasi,
Menurut gubernur, ihtiar tersebut adalah bagian dari program pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Jawa Tengah. Anak- anak bangsa harus mendapatkan pendidikan yang murah dan berkualitas.
Selain itu, pembangunan mental dan spiritual generasi ke depan, menurut Ganjar, jauh lebih penting, dari pada untuk membangun gedung-gedung tinggi dan bangunan- bangunan yang megah.
“Banyak yang ingin saya membangun gedung megah sebagai legacy. Tapi saya bilang membangun gedung itu mudah, tapi membangun manusianya itu yang jauh lebih penting saat ini,” tegas Ganjar.
Pada upacara HUT Provinsi Jawa Tengah kali ini, Ganjar Pranowo menyempatkan mengundang Fajar Jaka Surya, siswa SMKN Jateng. Siswa ini sebelumnya mengirimkan surat tulisan tangan kepada gubernur dan menuliskan dua hal yang menjadi keinginannya pada hari ulang tahun Provinsi Jawa Tengah yang ke- 69, kali ini.
Menurut gubernur, surat yang dimaksud berisi ucapan terimakasih ibunda Fajar, seorang buruh tenun berpenghasilan Rp 23 ribu per pekan yang sangat bersyukur anaknya bisa bersekolah gratis di SMKN Jateng.
Pembangunan 15 SMKN Jateng di daerah yang dimaksud juga untuk mengakomodir para siswa yang memiliki nasib seperti Fajar. Di pelosok Jawa Tengah ini, masih banyak Fajar-Fajar lainnya yang ingin bisa melanjutkan sekolahnya.
Namun keinginan mereka terkendala kemampuan ekonomi untuk membiayai pendidikannya. “Maka solusi pendidikan bagi siswa- siswa miskin yang masih ada di Jawa Tengah ini harus dituntaskan,” kata Ganjar.
Fajar Jaka Surya juga mengaku, hampir tidak bisa sekolah untuk melanjutkan pendidikannya karena ketiadaan biaya. Ia juga berharap, sekolah seperti SMKN Jateng bisa diperbanyak lagi oleh pemerintah karena masih banyak anak- anak putus sekolah yang akhirnya hanya menjadi pengangguran karena tidak memiliki ketrampilan.