Senin 12 Aug 2019 21:04 WIB

Politikus PKS Minta Jokowi Sampaikan Visi Besar pada ST MPR

Presiden diminta tak bicara remeh-temeh yang tidak memiliki daya besar.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Anggota Fraksi PKS MPR RI Iskan Qolba Lubis
Foto: dok : Humas FPKS DPR RI
Anggota Fraksi PKS MPR RI Iskan Qolba Lubis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Fraksi PKS MPR RI Iskan Qolba Lubis berharap momen Sidang Tahunan MPR tahun ini dimanfaatkan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan visi-visi besar dalam memimpin Indonesia kembali lima tahun mendatang. Iskan berharap, pidato yang disampaikan harus mampu memberikan motivasi yang kuat kepada rakyat dalam menghadapi pertarungan Global saat ini.

"Karena peran pemimpin untuk meyakinkan rakyat, bahwa dia punya visi dan cita-cita besar kepada bangsa ini, Presiden jangan bicara hal yang remeh-temeh yang tidak punya daya ungkit yang sangat besar," ujar Iskan saat menjadi pembicara dalam diskusi Empat Pilar MPR bertema "Optimalisasi Pelaksanaan Sidang Tahunan MPR RI" di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (12/8).

Baca Juga

Apalagi, Iskan mengatakan, sudah ada analisa-analisa yang mengatakan bahwa 30 tahun mendatang ekonomi China akan menjadi nomor satu terkuat, diikuti India, dan Amerika Serikat. Karena itu, visi-visi besar yang harus disampaikan presiden adalah yang menyakinkan kepada khususnya masyarakat milenial

"Seorang presiden inilah yang harus pidato yang penting,  bukan lagi hal-hal yang sifatnya cuma selfie-selfie ke mana-mana, tapi begini loh yang kita inginkan Indonesia ke depan," kata dia.

"Dengan pertarungan visi yang jelas itulah,  kita lihat bahwa bangsa kita ini jangan sampai meleset dari cita-cita yang diinginkan oleh pendiri bangsa ini,  apalagi kalau kita lihat dalam undang-undang dasar 45," sambung Iskan.

Selain itu, ia juga berharap peranan MPR itu juga makin kuat khususnya teman-teman yang di DPD. Kerena selama ini, DPD memilki wewenang terbatas meski memiliki fasilitas yang luar biasa.

"Saya setuju ke depan ini peranan DPD kita perbuat, karena kalau DPD dan DPR ini kuat maka kedepannya lebih bisa kita optimalkan, yang akhirnya nanti pidato Presiden bukan sekedar sifatnya semacam peringatan-peringatan seperti itu,  tetapi harus punya nilai yang kuat, yang tidak wajib ditunggu oleh masyarakat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement