REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dan warga sekitar masih terus membersihkan pesisir pantai yang terdampak kebocoran minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang sudah sampai di Kepulauan Seribu sejak Kamis (25/7). Selain petugas, masyarakat sekitar juga ikut membersihkan tumpahan minyak.
"Sudah mulai dari Kamis kemarin dibersihkan. Ada sekitar 70 PPSU kita dari Sudin Lingkungan Hidup," kata Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad saat dihubungi Antara, Rabu (31/7).
Tumpahan minyak mentah Pertamina di Kepulauan Seribu tersebut bukan berupa cairan, melainkan hanya gumpalan kecil berwarna hitam menyerupai aspal padat. Selain PPSU, unsur masyarakat dari pulau yang terkena minyak mentah serta pihak PHE OSES (Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera) pun turut ikut membersihkan pesisir pantai.
"Pertamina juga sudah menurunkan dua kapal mereka dan aparat untuk ikut membersihkan," ucapnya.
Beberapa pulau yang terkena tumpahan minyak mentah Pertamina di Kepulauan Seribu antara lain Pulau Rambut, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Ayer. Adapun limbah yang terkumpul dari pembersihan yang dilakukan sejak Kamis itu sebanyak 1.470 karung, di mana satu karung berisi 25 kilogram.
Husein menegaskan kebocoran minyak mentah yang sudah sampai di Kepulauan Seribu itu dipastikan tidak mengganggu aktivitas pariwisata maupun perairan sekitar. "Belum ada laporan. Yang jelas sekarang ini kita bersihkan terus," jelasnya.