REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi membangun sistem pemipaan dari Saluran Kalimalang guna mencukupi pasokan air baku PDAM Tirta Patriot. Langkah ini diambil seiring semakin tercemarnya Kali Bekasi oleh limbah industri.
Juru Bicara PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi, Uci Indrawijaya, mengatakan, sistem pemipaan itu adalah solusi jangka panjang untuk memastikan perusahaan air minum dengan 31 ribu pelanggan itu tetap bisa beroperasi. "Kalau air Kali Bekasi kita setop semua, lalu cuma pakai air dari Kalimalang sebanyak dua kubik, maka airnya tidak bakal sampai ke tempat produksi kita," kata Uci, Ahad (28/7).
Kondisi Kali Bekasi akhir-akhir ini memang semakin tercemar. Dinas Lingkugan Hidup (DLH) Kota Bekasi bahkan menghimbau warga untuk tidak menyentuh airnya karena sudah berwarna hitam dan mengeluarkan bau tak sedap sejak sepekan terakhir.
Menghitamnya kali alam itu diduga karena adanya pabrik-pabrik di Kabupaten Bogor yang membuang limbahnya ke aliran sungai. Akibatnya, kini kali itu semakin tercemar. Padahal sebelum kejadin ini, air kali itu juga sudah tidak memenuhi standar baku mutu.
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi hingga saat ini masih bergantung kepada Kali Bekasi untuk sumber air bakunya, yakni sekitar 5 meter kubik per detik dari total kebutuhan 7 meter kubik per detik. Sisanya dipasok dari Saluran Kalimalang.
Karena air Kali Bekasi sudah berwarna hitam pekat sejak sepekan terakhir, kini PDAM Tirta Patriot hanya memasok air dari Kali Bekasi sebanyak 3 kubik per detik. Produksi air bersih untuk warga Kota Patriot pun berkurang.
Maka dari itu, lanjut Uci, pihaknya bersama Pemkot Bekasi merencanakan pembangunan sistem pemipaan dari Saluran Kalimalang. Sehingga tidak perlu lagi mengambil air baku dari Kali Bekasi yang sudah tercemar.
"Pipanisasi dari Kalimalang itu akan kita buat posisinya dekat Kampus Unisma atau sebelum syphon," ucap Uci.
Sebagai informasi, syphon atau saluran bawah tanah dibuat oleh pemerintah pada 2013 untuk menghindari air Kalimalang bercampur dengan air Kali Bekasi. Pasalnya, aliran kedua sungai itu betemu di wilayah Bekasi Timur. Namun, dengan keberadaan syphon, debit air menjadi berkurang ketika air muncul kembali di ujung syphon atau wilayah Bekasi Selatan.
Selama ini, PDAM Tirta Patriot mengambil air baku yang dari Saluran Kalimalang tepat di titik setelah syphon. Artinya, setelah debit air Saluran Kalimalang berkurang karena syphon, lalu semakin berkurang setelah dialirkan untuk PDAM Tirta Patriot. Maka dari itu, penambahan pasokan air baku dari sana melebihi dua kubik akan mengakibatkan DKI Jakarta tidak kebagian air bersih dari Saluran Kalimalang.
Uci melanjutkan, pemipaan sebelum syphon akan membuat PDAM Tirta Patriot bisa mengambil air lebih dari dua kubik. "Kita bisa ambil semua air untuk kebutuhan produksi dari Kalimalang," terang dia.
Pembangunan pipa itu akan menelan biaya sebesar Rp 80 miliar. Pemkot Bekasi pun sudah mengajukan proyek ini kedalam program usulan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Karena pipanya besar, kota Bekasi tidak bakal sanggup membiayai sendiri," ucapnya.
Meski demikian, Uci belum bisa memastikan kapan proyek pemipaan itu akan dimulai. "Untuk tahun ini kayaknya agak sulit. Semoga secepatnya program ini disetujui Pemprov," ujar Uci.
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, mengatakan, rencana pembanguna pemipaan itu nanti tidaklah dengan pembiayaan Pemprov Jawa Barat. Melainkan dengan skema investasi. "Ya nanti skemanya dengan mengandeng pihak ketiga," kata Tri.
Tri menambahkan, hingga saat ini desain atupun pemetaan untuk pembagunan sistem pemipaan dari Kalimalang itu belum tuntas dibahas. Dia pun belum bisa memastikan kapan proyek itu mulai dilaksanakan.