REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Musim kemarau tidak hanya menyebabkan sejumlah warga yang tinggal di daerah rawan kekeringan mengalami kesulitan air bersih. Satwa hutan juga mulai merambah wilayah perkebunan mengingat stok pangan alami mereka di hutan mulai sulit didapatkan.
Di Desa Langkap Kecamatan Kertanegara yang berada di wilayah pegunungan utara Kabupaten Purbalingga, kawanan babi hutan di pegunungan mulai berkeliaran di ladang-ladang warga. Kawanan satwa tersebut merusak tanaman perkebunan yang dibudidayakan petani.
"Sejak beberapa pekan terakhir kawanan babi hutan sering terlihat berkeliaran di ladang-ladang milik warga," jelas Ketua KPMD Desa Langkap Musoffa Nur Alfatin, Sabtu (29/6). Mereka merusak seluruh tanaman perkebunan yang ditanam petani mulai dari pohon pisang, ketela pohon, kacang tanah, dan berbagai tanaman tegalan lainnya.
Menurutnya, warga khawatir kawanan babi hutan tersebut akan menyerang warga. "Kawanan babi tersebut sepertinya sudah tidak takut lagi dengan manusia. Kalaupun diketahui warga sedang memakan tanaman perkebunan, mereka seperti tidak peduli," jelasnya.
Kawanan babi hutan tersebut akan menyerang karena mereka selalu berkelompok dengan kawanannya. "Beberapa waktu lalu juga ada seorang ibu yang diseruduk babi hutan saat memetik cengkeh. Untungnya tidak sampai terluka," katanya.
Untuk itu, warga Desa Langkap yang akan pergi ke kebun sekarang tidak berani pergi seorang diri. Warga akan pergi bersama-sama ke kebun karena jika bertemu babi hutan bisa diatasi bersama-sama.
Satwa hutan yang saat ini juga banyak berkeliaran di kebun-kebun warga adalah monyet ekor panjang. Saat ini, monyet ekor panjang yang banyak ditemukan di kawasan hutan Desa Cikakak Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas juga banyak berkeliaran di kebun-kebun warga. Kawanan monyet merusak tanaman tegalan yang dibudidayakan warga.
Sulam, seorang petani Desa Cikakak menyebut kawanan monyet ekor panjang ini sebelumnya memang dijaga kelestariannya oleh warga. Namun, jumlah populasi monyet di hutan desa Cikakak saat ini semakin banyak sehingga wilayah koloninya meluas hingga hutan wilayah Kecamatan Lumbir.
"Kondisi ini banyak dikeluhkan petani karena kawanan monyet merusak semua jenis tanaman pertanian yang dibudidaya warga. Kalau sudah diserang, pasti sudah tidak akan ada yang tersisa. Semua ludes diacak-acak," katanya.
Dia menyebut warga sebenarnya sudah berupaya mengusir kawanan monyet agar kembali ke hutan. Namun sesaat petani pergi dari ladang, monyet itu akan datang kembali di merusak lahan tanamannya.