Jumat 28 Jun 2019 23:30 WIB

Ketum Muhammdiyah: Politik Partisan 01 dan 02 Sudah Berakhir

Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak semua pihak kembali bersatu.

Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan ucapan selamat untuk pasangan Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres 2019. Haedar juga mengapresiasi sikap Prabowo-Sandi yang menghormati keputusan MK tersebut.

"Diucapkan selamat kepada pasangan Jokowi-Ma''ruf atas terpilihnya sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024 dengan amanat yang sangat berat. Selamat pula kepada Prabowo-Sandi yang menunjukkan sikap legowo sebagai contoh keteladanan politik bangsa," kata Haedar di Yogyakarta, Jumat (28/6).

Baca Juga

Menurut Haedar, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) telah menjadi rujukan konstitusional bagi para pihak yang bersengketa dalam pemilu pilpres dan bagi segenap komponen bangsa. Pihak Prabowo-Sandi pun dengan jiwa besar menghormati keputusan MK tersebut. Sikap itu menunjukkan kedewasaan dan kenegarawanan politik sebagai modal berharga dalam kehidupan kebangsaan.

Haedar mengatakan tugas dan tantangan bersama Bangsa Indonesia saat ini dan ke depan sangatlah berat di berbagai bidang kehidupan yang memerlukan tekad dan kesungguhan politik yang tinggi bagi pemegang mandat rakyat lebih dari kemenangan itu sendiri. "Indonesia juga memerlukan kebersamaan dari seluruh kekuatan nasional. Karenanya politik partisan 01 dan 02 sudah berakhir serta tidak perlu diperpanjang dalam isu dan kepentingan apapun, yang ada adalah satu keluarga besar Indonesia," kata Haedar.

Haedar juga menegaskan bahwa presiden dan wakil presiden untuk semua dan bukan untuk satu golongan pemilih dan pendukungnya saja sehingga harus mengayomi dan menjadi pemimpin seluruh rakyat Indonesia. "Rekonsiliasi politik dan kultural menjadi keniscayaan dari suruh pihak secara autentik dan sungguh, bukan sebagai retorika publik," kata Haedar.

Haedar mengajak pascakeputusan MK bagi seluruh rakyat dan kekuatan bangsa untuk melangkah bersama meraih masa depan Indonesia berkemajuanuntuk menyelesaikan masalah-masalah besar bangsa guna mewujudkan cita-cita nasional yang kian berat dan penuh tantangan.

"Tidak perlu eforia dalam kemenangan karena masalah dan tantangan Indonesia sangatlah berat dan kompleks. Jauhi pula keterbelahan bangsa akibat sikap politik yang negatif dan ekses dari pemilu. Jangan sampai Indonesia terkavling-kavling dalam primordialisme dan pengkutuban politik, agama, dan golongan yang menyebabkan lemahnya persatuan Indonesia," kata Haedar.

Indonesia setelah Pemilu 2019, kata dia, harus merajut kebersamaan dan persatuan guna meraih kemajuan dan kejayaan bagi seluruh rakyat. "Mereka yang kuat secara politik dan ekonomi serta berbagai aspek kehidupan wajib berbagi, peduli dan menunjukkan tanggungjawab kebangsaannya dalam membangun dan memajukan Indonesia, jangan egois dan serakah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement