REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan Stasiun Gambir memperkuat sistem pengamanan keamanan sebagai antisipasi kemungkinan gejolak dari aksi massa di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Rabu (26/6). "Untuk Stasiun Gambir sebagai stasiun kereta api jarak jauh yang lokasinya terdekat dari pusat kegiatan masyarakat dilakukan penguatan pengamanan," kata Eva di Jakarta.
Penguatan keamanan yang dikatakan Eva yakni dalam bentuk penambahan petugas keamanan. Dalam sehari, kata dia, bersiaga total 30 petugas keamanan per sif dan dalam satu hari terdapat tiga kali sif dengan komposisi 28 internal dan dua personel dari TNI.
"Karena Stasiun, termasuk Stasiun Gambir merupakan objek vital, jadi sudah ada pengamanan tambahan juga dari Polri," ujarnya.
Eva mengatakan prosedur-prosedur lain berjalan seperti biasa. Misalnya, proses pemeriksaan keamanan sesuai prosedur operasional standar (SOP) dan menggunakan alat pendeteksi logam pada barang bawaan penumpang.
Sementara itu, sejumlah organisasi masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Kedaulatan Rakyat Untuk Keadilan dan Kemanusiaan rencananya menggelar aksi di depan Gedung MK sejak pagi hari hingga pukul 17.00 WIB nanti. Namun, sejak pukul 07.00 WIB hingga saat ini situasi Stasiun Gambir masih kondusif dan aktivitasnya berjalan seperti biasa dan belum ada pergerakan massa yang terlihat.
Organisasi yang tergabung dalam gerakan tersebut yakni, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama), Front Pembela Islam (FPI) dan Alumni 212. Aksi tersebut digelar dengan tajuk Halal Bihalal mendoakan petugas pemilu yang meninggal.
Saat ini massa masih berorasi di depan gedung MK sejak pukul 10.00 WIB. Selain berorasi mereka juga sempat membaca ayat-ayat suci Al-Quran dan Salat Zuhur berjamaah.