Senin 05 May 2025 09:00 WIB

Bagaimana Blokade Houthi Bisa Tumbangkan Ekonomi Israel?

Bahkan sebelum blokade udara diumumkan Houthi, ekonomi Israel sudah babak belur.

 Pelancong berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.
Foto: AP/Ariel Schalit
Pelancong berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Kelompok Ansharullah (Houthi) di Yaman mengumumkan blokade udara terhadap Israel dan menjanjikan akan terus menerus menyerang Bandara Ben Gurion. Ini menambah blokade di lautan yang telah diterapkan di Laut Merah terhadap kapal-kapal menuju Israel. 

Bahkan sebelum blokade diumumkan menyusul keberhasilan rudal Houthi menembus Ben Gurion, sektor penerbangan Israel telah melaporkan kerugian finansial yang signifikan sejak agresi ke Gaza. Sebesar 105 juta shekel (28,8 juta dolar AS) ludes dalam sembilan bulan pertama tahun 2024. Otoritas Bandara Israel mengkonfirmasi kerugian ini dalam sebuah pernyataan, dan menyoroti pengurangan substansial dalam operasi penerbangan internasional. 

Baca Juga

Observer Diplomat melansir, kemerosotan ekonomi ini ditambah dengan pembatalan penerbangan yang terus-menerus dilakukan oleh beberapa maskapai penerbangan Barat ke dan dari Tel Aviv, seperti yang dilaporkan oleh Channel 13 dan 14. Konflik ini tidak hanya mengganggu industri penerbangan Israel tetapi juga berkontribusi terhadap tantangan ekonomi yang lebih luas bagi negara tersebut.

Data dari Bandara Ben Gurion mengungkapkan bahwa sekitar 13,8 juta penumpang melewati terminalnya pada tahun 2024, mengalami penurunan tajam sebesar 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan lalu lintas penumpang ini menggarisbawahi dampak signifikan konflik terhadap infrastruktur penerbangan Israel. 

Pengeluaran operasional juga mengalami penurunan, turun sekitar 16 persen dibandingkan tahun 2023, dengan total 2,3 miliar shekel (630 juta dolar AS). Angka-angka ini mencerminkan dampak krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza terhadap perekonomian Israel, khususnya sektor penerbangan, yang sangat bergantung pada perjalanan dan perdagangan internasional.

Kerugian di sektor penerbangan menyoroti dampak ekonomi yang lebih luas bagi Israel dari konflik Gaza. Penurunan lalu lintas penumpang dan pendapatan dari maskapai penerbangan internasional menggarisbawahi keterkaitan antara keamanan, ekonomi, dan hubungan internasional. Saat Israel melewati masa yang penuh tantangan ini, pemulihan sektor penerbangan kemungkinan besar akan memainkan peran penting dalam menstabilkan prospek perekonomian negara tersebut. Walaupun kerugian langsung terlihat jelas, strategi jangka panjang yang berfokus pada pembangunan kembali kepercayaan dan infrastruktur menandakan komitmen terhadap ketahanan dan pemulihan.

Pada Maret lalu, Kelompok Houthi juga telah mengumumkan “dimulainya kembali” blokade terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah. Tindakan ini seiring pembatalan sepihak Israel atas gencatan senjata di Gaza. 

Juru bicara milisi Yemini Ameen Hayyan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial pada 11 Maret bahwa semua kapal Israel kini dilarang beroperasi di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab el Mandab, dan Teluk Aden. Dalam kampanye sebelum penghentian sebagian serangan, Houthi menyerang lebih dari 130 kapal, mengakibatkan hilangnya banyak kapal dan kematian sedikitnya empat pelaut.

Serangan Houthi di Laut Merah telah berdampak signifikan terhadap perekonomian Israel, menyebabkan kerugian langsung bagi Pelabuhan Eilat dan meningkatkan biaya pengiriman dan perdagangan. 

Pelabuhan Eilat, yang merupakan pusat impor dan ekspor utama, mengalami penurunan aktivitas secara signifikan dan diperkirakan mengalami kerugian ekonomi langsung sebesar 3 miliar dolar AS. Selain itu, perusahaan pelayaran yang menghindari Laut Merah dan Terusan Suez kini mengelilingi Afrika, menambah rute 8.000 mil laut dan meningkatkan biaya pengiriman. Hal ini menyebabkan tertundanya impor dan ekspor Israel, dengan biaya transportasi meningkat dari 2.000 menjadi 2.500-3.000 dolar AS per kontainer.

photo
Houthi Laut Merah - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement