Jumat 22 Aug 2025 16:53 WIB

Badan Global Resmi Nyatakan Kelaparan di Gaza

IPC mengategorikan Kota Gaza mengalami kelaparan skala paling parah.

Ibu Palestina Alaa Al-Najjar memeluk jenazah bayinya yang berusia tiga bulan Yehia, yang meninggal karena kekurangan gizi di tengah krisis kelaparan, di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, di Jalur Gaza, Ahad (20/7/2025).
Foto: REUTERS/Hatem Khaled
Ibu Palestina Alaa Al-Najjar memeluk jenazah bayinya yang berusia tiga bulan Yehia, yang meninggal karena kekurangan gizi di tengah krisis kelaparan, di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, di Jalur Gaza, Ahad (20/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Lembaga pemantau kelaparan global pada Jumat menyatakan secara resmi kelaparan telah melanda wilayah Gaza dan kemungkinan akan menyebar pada bulan depan. Penilaian ini akan meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina yang dilanda perang.

Pengukuran yang didukung PBB, yang dikenal sebagai Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), telah menaikkan klasifikasinya untuk Kegubernuran Gaza ke Fase 5, tingkat tertinggi, yang ditandai dengan kelaparan, kemelaratan, dan kematian.

Klasifikasi yang sama diproyeksikan akan diperluas ke Deir el-Balah di Gaza tengah dan Khan Younis di selatan pada akhir September. Klasifikasi ini akan mencakup lebih dari 500.000 orang di seluruh Gaza.

Sebanyak 1,07 juta orang lainnya – atau 54 persen populasi Gaza – diklasifikasikan berada dalam Fase 4, atau kondisi “darurat”. Sementara 396.000 orang (20 persen) berada dalam Fase 3, atau kondisi “krisis”.

Agar suatu wilayah dapat diklasifikasikan sebagai daerah kelaparan, setidaknya 20 persen penduduknya harus mengalami kekurangan pangan yang parah. Selain itu satu dari tiga anak mengalami kekurangan gizi akut dan dua dari setiap 10.000 orang meninggal setiap hari karena kelaparan atau kekurangan gizi dan penyakit.

photo
Anak Palestina menangis saat berebut untuk mendapatkan makanan dari dapur umum di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (9/5/2025). - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Sekalipun suatu wilayah belum diklasifikasikan sebagai wilayah kelaparan karena ambang batas tersebut belum terpenuhi, IPC dapat menentukan bahwa rumah tangga di wilayah tersebut menderita kondisi kelaparan, yang digambarkan sebagai kelaparan, kemelaratan, dan kematian.

Analisis IPC muncul setelah Inggris, Kanada, Australia dan banyak negara Eropa mengatakan krisis kemanusiaan mencapai “tingkat yang tidak terbayangkan” setelah hampir dua tahun perang antara Israel dan militan Palestina Hamas.  Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah lama memperingatkan akan adanya "bencana kemanusiaan yang besar" di wilayah kantong berpenduduk lebih dari 2 juta orang tersebut.

Presiden AS Donald Trump bulan lalu mengatakan banyak orang di sana kelaparan, sehingga membuatnya berselisih dengan beberapa anggota partai Republik, yang sangat mendukung posisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa tidak ada kelaparan.

COGAT, badan militer Israel yang mengoordinasikan bantuan, pada Kamis menuduh Hamas melakukan “kampanye kelaparan palsu”. Mereka juga mengatakan PBB dan pihak lain menyebarkan klaim tidak berdasar tentang kelaparan di Gaza. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement