REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa suhu udara di Dieng masih dingin. Pada Rabu dini hari, suhunya mencapai 10 derajat Celsius.
"Dini hari tadi 10 derajat Celsius, bahkan pada Senin (24/6) kemarin suhunya sempat di bawah nol derajat Celsius dan kembali mengakibatkan fenomena embun es," katanya di Banjarnegara, Rabu.
Dia mengatakan anomali cuaca ekstrem disebabkan oleh banyak faktor. Hal itu biasa terjadi di daerah dataran tinggi.
"Berdasarkan hasil analisis BMKG, aliran massa udara di wilayah Indonesia saat ini didominasi angin timuran, yaitu massa udara dingin dan kering yang berasal dari Benua Australia," katanya.
Wisatawan menikmati embun beku yang muncul akibat penurunan suhu hingga minus tujuh derajat celcius di kompleks Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2019).
Dia mengatakan, anomali cuaca ekstrem tersebut tidak berdampak pada kesehatan manusia.
"Dampak kesehatan pada manusia boleh dibilang tidak ada, hanya saja mungkin masyarakat khususnya yang tinggal di Dieng akan merasakan suhu udara yang lebih dingin dari biasanya," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, anomali cuaca ekstrem tersebut bisa berdampak pada tanaman. Dampak pada tanaman bisa mengakibatkan layu atau matinya bibit sayuran, khususnya yang belum cukup umur.
Sementara itu, pada Rabu siang, Kabupaten Banjarnegara diprakirakan akan cerah berawan hingga malam hari.
"Suhu udara pada rabu siang 19 - 25 derajat celcius," katanya.
Sementara itu, tinggi gelombang di Laut Jawa sekitar 0,2 hingga 2 meter serta tinggi gelombang di perairan Selatan Jawa Tengah sekitar 1,5 hingga di atas 2 meter. Sebelumnya, dia juga mengatakan bahwa Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2019.