REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Moeldoko menyebutkan kubu paslon nomor urut 02, telah membangun kebohongan yang terstruktur, sistematis, dan masif. Pernyataan Moeldoko ini menanggapi jalannya persidangan perselisihan hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi yang masih berjalan. Moeldoko melihat bahwa tim hukum Prabowo-Sandiaga belum mampu membuktikan tudingan adanya kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
"Ya tidak ada yang menunjukkan hal yang, TSM itu kan ngga terbukti di persidangan. Di mana sih TSM-nya, sampai sekarang belum ketemu. Jadi, belum bisa menunjukkan fakta-fakta yang bisa menuju ke sana," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Kamis (20/6).
Mantan Panglima TNI ini juga menyebutkan bahwa narasi soal kecurangan kubu Jokowi-Ma'ruf sebetulnya sudah dibangun sejak awal oleh kubu Prabowo-Sandi. Moeldoko menilai, tim 02 sengaja membangun opini publik agar percaya bahwa tim 01 melakukan kecurangan.
"Itu sebelum pemilu sudah dilakukan. Dengan berbagai indikasi saya berani mengatakan. Ini menurut saya itu, dari pihak sebelah juga memproduksi kebohongan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM)," ujar Moeldoko.
Moeldoko menambahkan, kebohongan 'TSM' yang dibangun kubu lawan akhirnya membuat masyarakat memasuki politik post-truth atau politik pascakebenaran yang secara emosional memercayai kondisi tertentu.
"Karena semburan yang berulang-ulang meyakini benar seolah-olah terjadi kecurangan. Jadi seperti kalimat saya itu dibalik-balik akhirnya digoreng kanan kiri. Dia nggak sadar kalau saya senang gorengan," kata Moeldoko.