Senin 17 Jun 2019 15:43 WIB

Pengacara Sebut Kivlan Akui Terima Uang dari Habil Marati

Hari ini Kivlan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Habil Marati.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen (kiri) dikawal polisi usai menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (30/5/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen (kiri) dikawal polisi usai menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (30/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa hukum Kivlan Zen, Muhammad Yuntri mengatakan, kliennya mengakui telah menerima uang dari tersangka donatur dugaan percobaan pembunuhan empat tokoh, Habil Marati. Namun, Yuntri menyebut, Kivlan menerima uang sebesar 4 ribu dolar Singapura dan Rp 50 juta itu untuk demo, bukan membeli senjata api untuk membunuh empat tokoh.

"Mengakui, tapi tidak sesuai dengan tuduhan. Uang itu hanya untuk demo. Tidak ada kaitan sama sekali dengan masalah pembelian senjata, membunuh tidak ada sama sekali," kata Yuntri di Mapolda Metro Jaya, Senin (17/6).

Baca Juga

Saat ini, kata dia, masih menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Habil sejak pukul 11.00 WIB. Menurut Yuntri, dalam pemeriksaan kedua ini, pihaknya membawa barang bukti berupa rekening penerimaan uang tersebut.

"Dicek tadi rekening. Dikasihkan rekeningnya, bahwa terima ke rekening ia terima dan sampaikan ada. Yang satu Rp 50 juta. Yang satu lagi 4 ribu dolar Singapura untuk kegiatan antikomunis atau Supersemar yang di Monas," ungkap Yuntri. 

Yuntri menjelaskan, uang sebesar 4 ribu dolar Singapura itu akan digunakan untuk aksi demo antikomunis dalam momentum Supersemar 11 Maret. Sementara uang Rp 50 juta akan digunakan untuk tur ke berbagai daerah menyampaikan antisipasi gerakan komunis.

Yuntri mengatakan, Kivlan dan Habil saling mengenal sejak setahun yang lalu. Mereka kenal lewat sebuah grup di media sosial WhatsApp (WA). Uang yang diterima Kivlan diyakini Yuntri diberikan secara sukarela oleh Habil. Tidak ada imbalan apa pun yang diharapkan oleh Habil.

"Sukarela saja. Mereka kan kenal dari WA grup. Itu grup untuk diskusi saja tentang masalah kebangsaan. Itu ada gerakan GMBI, karena di diskusi itu berkembang butuh uang untuk keperluan gerakan antikomunis, beliau (Habil) kasih," jelas Yuntri.

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Menko Polhukam pada Rabu (12/6), Polri menyatakan bahwa ada dana Rp 150 juta di balik rencana pembunuhan empat tokoh dan direktur eksekutif sebuah lembaga survei. Dana tersebut dikucurkan oleh politikus PPP, Habil Marati yang diberikan kepada Kivlan Zein.

Kemudian, oleh Kivlan uang tersebut diteruskan kepada HK alias Iwan untuk membeli senjata. Iwan juga tidak sendiri, dengan berbekal uang Rp 45 juta dia meminta Tajudin alias Udin sebagai eksekutor pembunuh.

photo
Jejak Kivlan Zen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement