Selasa 11 Jun 2019 18:35 WIB

Jumlah Korban DBD di Kabupaten Cirebon Naik 25 Persen

Jumlah pasien DBD di Cirebon tahun ini naik 25 persen dibandingkan tahun lalu

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Christiyaningsih
Pengasapan cegah demam berdarah (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengasapan cegah demam berdarah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Jumlah warga yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon pada tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon Enny Suhaeni menyebut sejak Januari hingga Juni tahun ini, jumlah warga yang terjangkit DBD mencapai 846 orang.

"Jumlah itu meningkat 25 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya," ujar  Enny, Selasa (11/6). Namun, lanjut Enny, jumlah tersebut tidak semuanya positif DBD. Menurutnya, di antara jumlah itu adapula yang baru dinyatakan suspek DBD.

Baca Juga

Di antara warga yang dinyatakan terjangkit DBD itu, ada 18 orang yang meninggal dunia. Jumlah korban yang meninggal dunia tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 11 orang.

Enny menilai korban yang meninggal dunia itu terlambat dibawa ke rumah sakit maupun pusat kesehatan masyarakat. Hal tersebut menyebabkan penanganan terhadap korban jadi terlambat.

Untuk mencegah penyakit itu, dibutuhkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Lebih lanjut Enny menjelaskan, meningkatnya kasus DBD pada tahun ini disebabkan berbagai faktor. Selain kurangnya kepedulian warga terhadap lingkungan dan gaya hidup sehat, hal itu juga dipengaruhi cuaca ekstrem yang membuat daya tahan tubuh menurun.

Dinkes Kabupaten Cirebon pun saat ini terus memantau penyebaran kasus DBD, terutama di kecamatan-kecamatan yang dinyatakan endemis DBD. Antara lain seperti Kecamatan Gegesik, Kedawung, Gunung Jati, Ciledug, Suranenggala, Babakan Karangsari, Klangenan, Arjawinangun, dan Palimanan. "Kita juga melakukan berbagai upaya pencegahan," terang Enny.

Upaya itu di antaranya berupa kegiatan pembersihan sarang nyamuk (PSN) dan fogging. Namun, upaya tersebut tak cukup hanya dilakukan oleh Dinkes namun dibutuhkan peran aktif masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement