Senin 10 Jun 2019 12:55 WIB

Pasar Ujungberung Terbakar, Penampungan Sementara Diupayakan

88 pedagang terdampak kebakaran Pasar Ujungberung, Ahad (9/6) malam.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Yudha Manggala P Putra
ilustrasi Kebakaran
Foto: Republika/ Yasin Habibi
ilustrasi Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Kebakaran melanda Pasar Ujungberung, Kota Bandung pada Ahad (9/6) malam. Sebanyak 88 pedagang terkena dampak dari kebakaran yang baru berhasil dipadamkan pada Senin (10/6) dini hari.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyebut telah meminta PD Pasar Ujungberung untuk mencari tempat penampungan sementara. Hal ini diupayakan agar pedagang bisa kembali bekerja.

Baca Juga

"Lokasinya mungkin bersama pak Camat, cari lokasi supaya para pedagang bisa kembali berjualan," kata Yana di Pasar Ujungberung, Kota Bandung, Senin (10/6).

Dia menyebut telah menerima laporan kebakaran tersebut. Seperti yang diketahui, kebakaran terjadi karena arus pendek listrik dan dipicu oleh adanya kios kembang api.

Kejadian kebakaran pasar karena listrik memang sering terjadi. Untuk itu, Yana menyebut Pemkot Bandung akan memeriksa lebih lanjut apakah perlu untuk audit.

"Kemungkinan harus audit dan saya mengimbau pada PLN agar tidak mudah untuk melakukan penyambungan. Jadi memang harus dilihat juga instalasi didalamnya," katanya.

Tidak hanya itu, kurangnya alat bantu pemadam di sekitar pasar membuat pedagang kesulitan melakukan pemadaman mandiri. Yana mengakui hal tersebut menjadi evaluasi bagi pemerintah. "Jadi harus ada yang ideal ya, saya pikir standar minimalnya harus dipasang," katanya.

Sayangnya, Yana belum bisa memastikan kapan Pasar Ujungberung akan direvitalisasi. Menurutnya, harus ada koordinasi bersama pihak-pihak yang bersinggungan untuk bisa merevitalisasi pasar.

"Tapi memang kalau melihat kondisi seperti ini, harus direvitalisasi, tapi belum ada ya, 2019 sampai 2020 tidak ada perencanaan. Mudah-mudahan kita bisa berkomunikasi dengan Pemprov dan pusat untuk minta bantuan revitalisasi," kata Yana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement