REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibunda calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno, Mien Uno, menyampaikan rasa dukanya atas meninggalnya korban kerusuhan 22 Mei lalu. Di hadapan keluarga korban, Mien mengaku sangat prihatin atas jatuhnya delapan korban meninggal dalam aksi tersebut.
"Saya sangat berduka dengan nilai kemanusiaan yang diabaikan korban oleh peluru tajam jatuh pada aksi lalu," kata Mien dalam acara doa bersama untuk korban kerusuhan 22 Mei di Masjid At-Tin, Jakarta, Kamis (30/5).
Mien mengungkapkan dia telah lahir dari zaman sebelum kemerdekaan. Ia mengaku memahami betul bagaimana situasi peperangan ketika itu.
"Ini bukan perang, ini aksi damai. Untuk menuntut keadilan dan kejujuran hanya itu yang kami minta," ujarnya.
Mien pun menuntut kepada pemerintah untuk bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Menurutnya apa yang diperjuangkan oleh para korban hanyalah sebuah keadilan.
"Ibu Pertiwi sangat berduka, nilai nilai kemanusiaan yang dicanangkan dalam konvensi jenewa untuk tidak memperlakukan hal hal yang kejam kepada anak-anak, perempuan-perempuan, orang tua para tokoh agama, orang orang sipil, para medis, jurnalis dan orang yang sedang menolong korban apapun nilai-nilai kemanusiaan harus dikedepankan, betul tidak?," tanyanya kepada peserta doa bersama yang hadir dalam acara tersebut.