Rabu 29 May 2019 14:23 WIB

Tes Masuk Polri, Kapolda NTT: Tak Ada Istilah Titip Nama

Kapolda NTT diminta untuk meluluskan sejumlah nama peserta tes masuk Polri.

Kapolda NTT Irjen Pol Raja Erizman (kiri) Komandan Lantamal VII Kupang Brijen TNI (Mar) K. Situmorang (kedua kiri) Danlanud EL Tari Kupang Kolonel Pnb Arief Hartono (kedua kanan) serta Kepala Seksi Perencanaan Korem 161/Wirasakti Kupang Kolonel Inf Hery Setiyanto berbincang-bincang masalah pengamanan selama bulan puasa dan Idul Fitri 1439 H di Markas Polda NTT di Kupang, NTT (6/6).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Kapolda NTT Irjen Pol Raja Erizman (kiri) Komandan Lantamal VII Kupang Brijen TNI (Mar) K. Situmorang (kedua kiri) Danlanud EL Tari Kupang Kolonel Pnb Arief Hartono (kedua kanan) serta Kepala Seksi Perencanaan Korem 161/Wirasakti Kupang Kolonel Inf Hery Setiyanto berbincang-bincang masalah pengamanan selama bulan puasa dan Idul Fitri 1439 H di Markas Polda NTT di Kupang, NTT (6/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Raja Erizman mengatakan bahwa dirinya banyak mendapatkan pesan singkat dari berbagai kalangan masyarakat yang meminta agar anak mereka diluluskan dalam penerimaan Polri tahun anggaran 2019. Ia mengungkapkan, nomor ponselnya memang bisa diakses oleh semua masyarakat di NTT.

"Saya terbuka menerima siapa saja, tetapi hal itu dimanfaatkan oleh berbagai kalangan masyarakat yang meminta agar saya meluluskan anak dan keponakannya yang ikut dalam tes masuk anggota Polri," katanya kepada wartawan di Kupang, Rabu.

Orang nomor satu di Polda NTT itu menjelaskan, ia sudah pernah menyampaikan bahwa ia tak punya kewenangan dalam meluluskan siswa yang mengikuti tes masuk Polri. Meski begitu, permintaan untuk meluluskan siswa yang ikut tes masuk Polri terus berdatangan, termasuk dari orang-orang yang tak dikenalnya.

"Tak ada istilah titip-titip, walaupun saya adalah Kapolda NTT, tetapi saya tidak punya kewenangan dalam meluluskan para siswa," ujar dia.

Komandan berbintang dua itu mengatakan bahwa kelulusan para siswa adalah mutlak dari siswa itu sendiri. Jika mempunyai fisik yang bagus serta sehat jasmani dan rohani sudah pasti akan lulus tanpa bantuan siapapun.

"Kalau pesertanya sehat dan mampu sudah pasti lulus kok. Percaya pada kemampuan diri sendiri. Bukan zamannya untuk titip-titip nama ke pejabat," ungkapnya.

Tak hanya itu, menurutnya, ada beberapa orang tua yang terus memaksa agar panitia meluluskan anaknya walaupun tak lulus kesehatan tahap II. Dia pun berharap agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi di kali berikutnya, karena memang hal tersebut tidaklah mungkin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement