Selasa 28 May 2019 05:02 WIB

SBY Ungkap di Balik Pertemuan AHY dan Jokowi

SBY mengaku setelah pertemuan dengan Jokowi, AHY dirundung secara sadis.

 Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  menggunakan hak pilihnya untuk Pemilu 2019 di National University Hospital Singapura, Ahad (14/4).
Foto: dok. Istimewa
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggunakan hak pilihnya untuk Pemilu 2019 di National University Hospital Singapura, Ahad (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memastikan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu, tidak terkait dengan silang pendapat penghitungan suara di KPU. Materi yang dibahas terkait dengan permasalahan bangsa dan negara

"Sama sekali tidak terkait dengan silang pendapat penghitungan suara oleh KPU," kata SBY melalui rekaman video yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (28/6).

Baca Juga

Dia menjelaskan, pertemuan tersebut bermula ketika Menteri Sekretariat Negara Pratikno menyampaikan kepada AHY bahwa Presiden Jokowi ingin bertemu.

Menurut SBY, AHY sebagai warga negara yang menghormati pemimpinnya, tidak ada alasan bagi AHY untuk tidak memenuhi permintaan Presiden Jokowi. "Dalam pertemuan itu, AHY tidak mewakili langsung Partai Demokrat dan juga tidak merepresentasikan kubu capres Prabowo Subianto," ujarnya.

SBY yang merupakan Presiden RI ke-6 itu, mengatakan, ia diberitahu AHY dua hari sebelum pertemuan itu, dan dirinya membenarkan niat putranya untuk memenuhi permintaan bertemu Presiden Jokowi tersebut.

photo
Presiden Jokowi menerima Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Kamis (2/5).

Dia mengatakan, setelah pertemuan berlangsung, AHY menyampaikan kepada dirinya bahwa substansi yang dibicarakan baik. Tidak ada kaitannya dengan jabatan dan kursi di pemerintahan.

"Dalam pertemuan itu juga disampaikan harapan Presiden Jokowi untuk memelihara komunikasi dengan saya. Harapan itu sama dengan substansi pertemuan beliau bersama para mantan Presiden seperti Pak Habibie dan Ibu Megawati," katanya.

Selain itu SBY mengakui setelah pertemuan Jokowi-AHY, Komandan Kogasma itu dirundung atau bully secara sadis dan kejam.

Menurut dia, dari pola serangan itu, ia tahu dari kelompok mana serangan sengit itu berasal. Masalah ini adalah perbedaan sikap Demokrat dengan pihak tertentu.

"Memang ada yang bersikap tabu dan dilarang keras pihak 02 berkomunikasi dengan pihak 01 atau sebaliknya. Barangkali ada yang bersumpah tidak akan berkomunikasi dan berkawan selamanya," ujarnya.

Dia menilai silahkan apabila ada pihak yang berpendapat seperti itu. Namun Demokrat berprinsip dalam kompetisi ikhtiar dan perjuangan untuk menang harus dilakukan namun setelah selesai tidak berarti harus putus hubungan selamanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement