Kamis 23 May 2019 10:19 WIB

64 Korban Kericuhan Aksi 22 Mei Masih Dirawat di RS Tarakan

Mayoritas korban bentrok dibawa ke RSUD Tarakan akibat terkena gas air mata.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
Korban Kerusuhan di Rawat di RSUD Tarakan. Sejumlah petugas membawa korban kerusuhan Jatibaru  ke Unit Gawat Darurat (UGD) di RSUD Tarakan,Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Foto: Republika/Fakhri Hermansyah
Korban Kerusuhan di Rawat di RSUD Tarakan. Sejumlah petugas membawa korban kerusuhan Jatibaru ke Unit Gawat Darurat (UGD) di RSUD Tarakan,Jakarta Pusat, Rabu (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 64 orang korban kericuhan aksi 22 Mei masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat hingga Kamis pagi pukul 09.30 WIB. Pada waktu yang sama, tercatat jumlah korban yang sempat dirawat di rumah sakit tersebut adalah 168 orang, yang semuanya berjenis kelamin laki-laki.

Korban paling muda usianya 13 tahun atas nama Rinaldi, sedangkan korban paling tua berusia 57 tahun atas nama Sutarno yang sudah dipulangkan. Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Tarakan belum bersedia memberikan keterangan resminya.

Baca Juga

Sejak Selasa (21/5) sore, RSUD Tarakan menerima korban kericuhan pada aksi massa di depan gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat. Akibat dari kericuhan yang terjadi dalam waktu berbeda di beberapa titik, korban bergelombang masuk ke RSUD Tarakan setidaknya sampai Kamis dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, di ruang resusitasi di RSUD Tarakan terdapat dua orang remaja pria yang sedang beristirahat. Salah satu pria memakai oksigen.Ia tidur dengan mulut terbuka. Sedangkan pria yang di sebelahnya mengangkat kaki dan beristirahat di tempat tidur pasien.

Petugas farmasi dari RSUD Tarakan, Marwan, mengatakan, dua remaja tersebut terkena gas air mata. Mereka sudah terobati dengan cara di kompres dengan kapas serta dikasih obat mata agar matanya lembab.

“Paling parah mah pas pagi, penuh banget disini. Ada yang meninggal juga kan. Ada yang kena peluru, sabetan, dan luka. Sekarang sudah banyak yang pulang,” ucapnya pada Republika.co.id, Kamis (23/5).

Menurut Marwan, kebanyakan pasien yang dirawat itu terkena gas air mata serta pasiennya anak remaja. Ruang yang penuh itu di ruang Bougenvile. Semua pasien dirawat disana. “Yang parah-parah butuh perawatan medis lebih dalam di sana. Tempatnya luas juga,” ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement