Rabu 22 May 2019 13:19 WIB

Industri Maritim Indonesia Harus Lebih Efisien dan Inovatif

Persaingan industri maritim nasional maupun internasional saat ini semakin ketat.

Ketua Alfatekelits Jabodetabek, Gigih Retnowati.
Foto: Foto: Istimewa
Ketua Alfatekelits Jabodetabek, Gigih Retnowati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaruh kondisi ekonomi global dan menurunnya harga komoditas tertentu, berdampak buruk bagi industri maritim di Indonesia Salah satunya, terlihat dari gairah industri pembangunan kapal yang juga mengalami penurunan. Kondisi ini mengakibatkan persaingan antar pemain menjadi sangat ketat. 

Dalam situasi persaingan yang sangat ketat di skala nasional maupun internasional, industri maritime Indonesia menuntut adanya efisiensi dan pengembangan bisnis model yang innovative agar bisa berkesinambungan.

Dalam konteks pemikiran tersebut di atas, pengurus wilayah Jabodetabek Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya atau yang lebih di kenal dengan nama Alfatukelits menggelar diskusi membicarakan tentang revolusi industry 4.0 di bidang maritim, sekaligus berbuka puasa bersama di Jakarta, beberapa hari lalu.

photo
Ikatan Alumni Fakultas Kelautan (FTK) Institut Sepuluh November (ITS) Surabaya wilayah Jabodetabek menggelar diskusi Revolusi Industry 4.0 di bidang maritim. (Foto: Istimewa)

"Kita berkeyakinan bahwa visi masa depan industri maritime Indonesia terletak pada pengembangan industri maritime 4.0," kata Ketua Alfatekelits Jabodetabek, Gigih Retnowati, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, di Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Diskusi yang di hadiri oleh 300 orang alumni Fakultas Teknologi Kelautan Institute Teknologi Sepuluh Nopember tersebut membicarakan isu industri maritim di Indonesia yang berbasis Internet of Thing (IOT), networking, dan cyber-physical system akan membuat industri ini lebih efisien. 

"Kerangka kerja dasar penerapan industry 4.0 di bidang maritim telah di rumuskan dalam acara tersebut," kata Gigih.

Menurut Gigih, dari sisi industri terutama logistik dan kepelabuhan, digitalisasi menjadi solusi dari beragamnya dan banyaknya stakeholder. Agar sharing informasi bisa dilakukan dengan cepat, tepat dan transparan. “Tantangan selanjutnya adalah change management," ujarnya.

Gigih menambahkan, produk digital market place juga dipaparkan dalam diskusi kali ini. Docking.id adalah platform digital yang berguna untuk menemukan galangan dan marine vendors diseluruh Indonesia. Docking.id merupakan perusahaan rintisan Indonesia di bidang maritime yang diharapkan mampu memberikan angin segar dalam dunia perkapalan indonesia. 

Listiyo P Subiyakto, selaku alumni ITS dan juga co-founder dari Docking.id mengungkapkan, bahwa Docking.id akan memberikan kemudahan bagi pemilik kapal untuk menemukan galangan diseluruh Indonesia dan ketersediaan dockspace nya guna mengatur jadwal perbaikan kapal, dan dilain pihak, Docking.id juga mampu membantu galangan kapal dan juga marine vendor melakukan penetrasi pasar dengan cara lebih efektif dan effisien.

Menurut Gigih, kegiatan diskusi yang berjudul "Tevolusi Industri 4.0 di Sektor Maritim Indonesia" adalah sebagai bagian perwujudan visi Alfatikelits untuk menjadi yang terdepan sebagai wadah dinamika dan aktifitas alumni Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) untuk meningkatkan peran ITS di dalam pembangunan maritim di Indonesia.

"Tugas mulia telah diemban, tidak ada jalan lain untuk mewujudkan making Indonesia 4.0 bidang maritim selain bersatu padu untuk mewujudkannya. Agar industri maritime Indonesia lebih efisien. Agar bisa lebih bersaing. Untuk kepentingan bangsa. Semoga tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia dan dapat di kenang oleh generasi penerus kita sebagai sebuah warisan (legacy)," ucap Gigih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement