REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta akan mulai membangun jalur kereta api khusus dari Stasiun Kedundang menuju Bandara Internasional Yogyajarta di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, pada tahun ini. Tahap pertama yang dilakukan, yakni pembangunan Stasiun Kedundang.
"Pembangunan fisik rencananya akan dimulai tahun ini. Tahap pertama pembangunan Stasiun Kedundang yang saat ini tidak dapat difungsikan, setelah selesai pembebasan lahan menuju bandara, baru dibangun jalur relnya," kata Kepala PT KAI Daops 6 Yogyakarta Eko Purwanto di Kulon Progo, Kamis (16/5).
Ia mengatakan tahapan-tahapan pembangunan jalur kereta api khusus bandara sudah berjalan. Termasuk, sosialisasi kepada masyarakat yang lahannya bakal terdampak pembangunan jalur kereta tersebut.
"Pembangunan nantinya akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. Rencananya, tahun ini dimulai pembangunan kontruksinya. Stasiunnya (Kedundang) akan dibuat baru lagi oleh DJKA," katanya.
Meski stasiun khusus bandara dari Stasiun Kedundang-BIY belum jadi, Eko mengatakan PT KAI telah mengembangkan Stasiun Wojo. Akses transportasi massal menggunakan kereta api untuk para penumpang penerbangan di BIY dilayani oleh satu rangkaian kereta.
Kereta api tersebut dirancang untuk melayani penumpang BIY dan beroperasi reguler secara rutin setiap harinya. Adapun rute pemberangkatannya antara lain dari Stasiun Maguwo, Stasiun Tugu, Stasiun Wates, dan titik akhir pemberhentian di Stasiun Wojo, Kabupaten Purworejo.
Perjalanan kereta bandara itu disusun menyesuaikan jadwal penerbangan di BIY. Saat ini, baru ada satu jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat yakni dari maskapai Citilink.
"Ke depan, seiring rencana penambahan penerbangan di bandara tersebut, kami juga akan menyesuaikan jadwal kereta. Di antaranya, mengoperasikan kereta api sampai malam jika ada penerbangan malam," katanya,
Rekayasa operasi perjalanan dengan menghentikan kereta reguler tertentu di Stasiun Wojo juga akan dilakukan apabila diperlukan. Hal ini untuk mengantisipasi apabila terjadi keterlambatan kereta maupun pesawat sehingga penumpang tetap bisa terangkut.
PT KAI Daop 6 terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, terutama maskapai penerbangan untuk mensinkronkan jadwal tersebut. Stasiun Wojo sudah sepenuhnya siap untukpelayanan dan operasional kereta bandara itu.
Stasiun tersebut sudah menjual tiket dan kini banyak agen perjalanan yang meliriknya. Sebab, ada potensi untuk dimasukkan dalam paket perjalanan sebagai moda transportasi lanjutan setelah penumpang turun dari pesawat.
"Kami juga sudah bertemu dengan PT Angkasa Pura I dan manajemen Garuda Indonesia di Yogyakarta. Komunikasi terus kami lakukan supaya sinkron jadwalnya sehingga penumpang bandara bisa terlayani dengan baik," kata Eko.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan jalur rel Kedundang-YIA itu nantinya mencapai panjang 5 kilometer. Jalur ini juga akan melewati beberapa wilayah desa di Temon, diantaranya Glagah, Palihan, dan sekitar Kedundang.
Jalurnya merupakan jalur ganda (double track) sehingga perjalanan kereta api pulang pergi melalui jalur yang sama. PT Kereta Api Indonesia (KAI) berharap bisa cepat menyelesaikan jalur kereta dari Stasiun Kedundang sampai Bandara Internasional Yogyakarta dengan bantuan pemerintah daerah.
Dengan demikian, jalur rel itu bisa rampung dibangun pada 2020. "Jalurnya dibangun melayang karena efisien daripada harus menguruk dengan biaya mahal," kata Hasto.