Rabu 15 May 2019 02:09 WIB

Pemindahan Ibu Kota Tepat untuk Pemerataan Pembangunan

Pemindahan ibu kota dinilai merupakan bukti Jokowi sebagai pemimpin visioner

DKI Jakarta (ilustrasi)
DKI Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Otda Kemendagri), Akmal Malik mengatakan pemindahan ibu kota sangat penting untuk dilakukan, mengingat Jakarta sudah tidak layak lagi menjadi ibu kota negara besar seperti Indonesia. Selain itu, pemindahan ibu kota juga penting dalam kaitannya dengan lingkungan dan faktor spiritual.

"Sebab mengambil keputusan bangsa harus dalam situasi dan kondisi yang nyaman, tenang, dan, damai. Bung Karno membangun istana di lokasi strategis di Bogor, tampak siring Bali. Sebab secara spiritual emosional bisa ambil keputusan strategis bangsa di tempat yang baik," katanya di Jakarta, Selasa (14/10).

Baca Juga

Akmal melanjutkan, tidak ada salahnya jika ibu kota dipindah ke wilayah Kalimantan Tengah. Menurutnya, sebaiknya yang nanti menjadi ibu kota adalah wilayah administratif saja. Selain itu, meski nanti Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota bukan berarti Jakarta akan ditinggalkan begitu saja.

"Jakarta juga masih ada peluang untuk menjadi daerah khusus karena pertumbuhan ekonomi bisnis tetap di Jakarta," ucapnya.

Sementara Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo mengatakan, untuk mewujudkan rencana pemindahan ibu kota juga dibutuhkan komunikasi politik dan kesepakatan pemerintah bersama DPR. Ia pun optimistis rencana ini bisa dilakukan

"Zaman Bung Karno sudah dilakukan perencanaan pemindahan ibu kota dan sudah ada simbolisasi tiang dan ketika itu ada dubes Rusia, dubes AS yang hadir saat peresmian peletakan batu pertama. Jadi sudah ada perencanaan yang matang," ujarnya.

"Tapi karena peristiwa 1965 dan masalah pembiayaan, akhirnya tak terlaksana. Nah, dalam perencanaan itu, Palangkaraya selain pusat ibu kota juga pangkalan pertahanan berbasis angkatan udara. Kalau melihat konfigurasi politik saat ini, saya optimis bisa dilakukan," katanya melanjutkan.

Sementara Wakil Kepala Rumah Aspirasi Jokowi-Amin Michael Umas menilai, Rencana pemindahan Ibu Kota Jakarta bukanlah hal yang sulit bagi Presiden Jokowi. Menurutnya rencana ini merupakan bukti jika Jokowi adalah pemimpin visioner.

"Pemimpin yang punya kemampuan berpikir jauh ke depan, sekaligus mampu merealisasikannya. Banyak hal yang sudah diwujudkan Presiden Jokowi. Misalnya berhasil mengulang sukses Bung Karno menggelar Asian Games yang sangat prestisius di mata Internasional," katanya.

Ia juga meminta semua pihak tidak terlalu cepat menilai negatif rencana pemindahan ibu kota, terlebih dengan menyebut rencana itu adalah pengalihan isu semata terkait Pemilu 2019. Menurutnya, gagasan yang disampaikan Jokowi itu untuk kepentingan jangka panjang seluruh rakyat Indonesia.

"Memindahkan ibu kota juga membuktikan bahwa pemerataan pembangunan bukan sebatas wacana politik. Jokowi justru membangun di daerah-daerah luar Pulau Jawa sehingga inilah yang disebut Indonesia Sentris. Bukan lagi Jawa Sentris. Pembangunan yang merata membuka sumber ekonomi baru bang bangsa Indonesia," katanya.

Umbas mencontohkan negara tetangga yang berhasil memindahkan ibu kota, seperti Malaysia yang memindahkan ibu kotanya dari Kuala Lumpur ke Putra Jaya. Kemudian Brunei Darussalam juga memindahkan Ibu Kota. "Indonesia sebagai negara besar tentu sangat bisa memindahkan ibu kota. Pak Jokowi akan mewujudkan itu," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement