Jumat 03 May 2019 16:42 WIB

Pengamat: PAN dan Demokrat Berpeluang Gabung ke Jokowi

Komitmen partai untuk mendukung Prabowo-Sandi usai pascaberakhirnya pilpres.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Aisah Putri Budiarti menilai dua "partai biru", yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat, besar kemungkinan bergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) besutan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurut dia, hal tersebut dapat terjadi karena komitmen keduanya mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 telah usai.

“Komitmen parpol selesai pada saat pilpres seusai sehingga tidak menutup peluang PAN dan Demokrat bergabung ke Jokowi,” ujar Aisah saat dihubungi, Jumat (3/5).

Baca Juga

Menurut dia, berpindahnya partai politik ke usai pilpres merupakan hal lumrah. Sebab, PAN dan Demokrat akan diuntungkan jika Jokowi menang dalam pilpres kali ini.

"Koalisi akan mengikat selama lima tahun. Tahun 2024 peta politik akan berubah total jika Jokowi menang di 2019, karena tidak mungkin kembali maju pada 2024," ujar Aisah.

Selain itu, Aisah melihat PAN akan menjadi partai yang paling kuat kemungkinannya bergabung dengan kubu Jokowi. Menurut dia, konflik besar tak pernah terjadi antara partai tersebut dengan pemerintahan era Jokowi.

photo
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kedua kiri) menumpang kendaraan khusus untuk bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Berbeda dengan Demokrat yang ia nilai akan sedikit mengalami kesulitan bergabung dengan KIK. Karena adanya hubungan antara Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang belum juga membaik.

"PAN juga tak punya luka lama yang benar-benar susah diobati untuk masuk ke koalisi pemerintah. Seperti tahun 2016, PAN gabung koalisi pemerintah,” ujar Aisah.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan menegaskan bahwa komitmen mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya sampai pada pilpres 2019, tepatnya setelah penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tuntas pada 22 Mei 2019 mendatang. Selesai dari pemungutan suara, Bara menyebut pihaknya bebas menentukan arah kebijakan partai.

Sementara itu, Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (2/5). AHY mengatakan bahwa kedatangannya ke Istana adalah untuk memenuhi undangan Jokowi dalam rangka silaturahim.

"Kita juga harus terus bisa menyumbangkan pemikiran gagasan karena tentunya sebagai semangat dari demokrasi dan mewujudkan Indonesia semakin baik ke depan. Kita terus bertukar pikiran dan saling memberikan masukan yang baik," tutur AHY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement