Jumat 12 Apr 2019 17:37 WIB

Survei Alvara Ungkap Raihan Suara 01 dan 02 dari Pemilih NU

Pada Pilpres 2019, elite NU solid dukung Jokowi-Maruf.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Pendiri Alvara Research Center Hasanuddin Ali menyampaikan paparan hasil survei terkait Pilpres 2019 di Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pendiri Alvara Research Center Hasanuddin Ali menyampaikan paparan hasil survei terkait Pilpres 2019 di Jakarta, Jumat (11/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencalonan KH Maruf Amin sebagai cawapres menemani Joko Widodo (Jokowi) tak lantas membuat dukungan ormas Nahdlatul Ulama (NU) bulat ke paslon nomor urut 01. Hasil survei Alvara Research Center menemukan dukungan NU pada Jokowi-Amin hanya sebesar 54,3 persen.

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, nyaris seluruh elite NU berada di barisan paslon 01 pada pilpres 2019. Kondisi ini berbeda dengan pilpres 2014 di mana elite NU pecah dukungan. Terlebih, posisi Maruf sebagai rais aam PBNU mestinya bisa mendongkrak suara kaum Nahdliyin.

Baca Juga

"Dari NU yang dukung Jokowi-Maruf 54,3 persen. Kemudian, pendukung Prabowo-Sandi 34,3 persen dan sisanya 11,4 persen menjawab belum tahu," katanya dalam paparan hasil surveinya, Jumat (12/4).

Bila merujuk hasil pilpres 2014, elektabilitas Jokowi dan Prabowo dari kalangan NU terbagi rata masing-masing sekitar 50 persen. Ia merasa heran jika pada pilpres kali ini suara NU tidak lebih tinggi pada paslon nomor urut 01.

"Jadi, posisi pemilih terbelah secara diametral 50 persenan pada 2014. Nah, sekarang di 2019, posisi elite NU hampir 100 persen di 01. Mbah Moen (Maimun Zubair), Habib Lutfi bin Yahya, Cak Imin, Said Aqil yang sebelumnya ke Prabowo sekarang ke 01," ujarnya.

Ia menjelaskan, salah satu faktor penyebabnya karena perbedaan kultur NU di masing-masing daerah. Misalnya, kaum NU di Madura mayoritas mendukung paslon 02.

"Di beberapa daerah di Jatim juga begitu. Secara struktur dan kultur bisa beda," ucapnya.

Menurut dia, paslon 01 perlu menguatkan basis dukungan di tingkat kiai lokal. Sebab, selama ini kedekatan paslon 01 pada NU dipandang hanya di tataran elite.

"Yang berpengaruh itu kiai ponpes di daerah setempat bukan elitenya. Itu yang berpengaruh di perbedaan 01 dan 02 di kalangan NU," ujarnya.

Diketahui, survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling kepada 2.000 responden yang berusia 17 tahun ke atas yang mempunyai hak pilih. Pelaksanaannya pada 2-8 April 2019 di seluruh provinsi di Indonesia dengan margin of error 2,23 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement