REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat membantah surat dari Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait kampanye akbar Prabowo Subianto di Gelora Bung Karno (GBK) sebagai pertanda keretakan koalisi. Surat itu justru bentuk penyampaian pikiran partai pada yang positif untuk koalisi.
"Sama sekali tidak ada keretakan," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (8/4).
Hinca mencontohkan keeratan Demokrat dengan Koalisi Indonesia Adil Makmur saat Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendampingi Prabowo Subianto berorasi di Bandung beberap lalu. Hinca menyebut, AHY menegaskan sikap partai dalam kontestasi Pilpres ini.
"Dia (AHY) menggunakan kesempatan yang sempurna untuk menyampaikan pikiran pikiran partai Demokrat dan sikap partai Demokrat bersama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur yang mendukung capres Prabowo dan Sandi," kata Hinca.
Menurut Hinca, ketidakhadiran AHY pada kampanye akbar di GBK pada Ahad lalu pun tak serta merta menggambarkan adanya friksi di tubuh koalisi. Menurutnya, AHY tak bisa hadir lantaran sedang tidak dalam kondisi fit.
Karena itu, Demokrat menyiapkan perwakilannya, yakni Waketum Syarif Hasan. Hinca menambahkan, AHY juga bakal tampil di panggung-panggung kampanye lain bersama Paslon 02.
Menurut Hinca, Demokrat juga sudah berkomunikasi dengan partai koalisi lain dalam mengatur jadwal dan konsolidasi antar partai pendukung Prabowo Sandi. "Tidak, sama sekali tidak ada keretakan tadi malam saya bertemu lagi dengan Muzani (Sekjen Gerindra), dan teman teman yang lain, kita berdiskusi untuk membicarakan tahapan berikutnya," kata Hinca menegaskan.