Selasa 26 Mar 2019 13:32 WIB

Penjaga Hutan dan Harimau Sama-Sama Terjerat Jaring Pemburu

Insiden ini baru pertama kali terjadi.

Harimau Sumatra ( Ilustrasi)
Foto: Merbabu.com
Harimau Sumatra ( Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Insiden langka terjadi di kawasan hutan Restorasi Ekosistem Riau (RER), ketika seorang penjaga hutan atau jagawana dan seekor harimau Sumatra liar sama-sama terperangkap jerat yang dipasang pemburu di provinsi Riau. Beruntung keduanya bisa diselamatkan, dan jagawana tersebut tidak sampai menjadi santapan harimau liar yang kelaparan karena berhari-hari kakinya terikat jerat kawat baja.

"Kejadian ini lucu juga sebenarnya, petugas itu terjerat sampai kakinya tergantung di area yang sama dengan harimau itu. Ketika dia berteriak minta tolong, ternyata ada harimau di sana, tetapi tidak bisa menerkam karena kakinya terjerat juga," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, di Pekanbaru, Selasa.

Baca Juga

Ia menjelaskan, kejadian itu terjadi pada Jumat (22/3) di kawasan RER yang dikelola PT Gemilang Cipta Nusantara (GCN) di desa Sangar, kecamatan Teluk Meranti, kabupaten Pelalawan. Perusahaan dari APRIL Group ini mengantongi izin restorasi ekosistem dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Kawasan Semenanjung Kampar, kabupaten Pelalawan, sejak 2012 dengan luas 20.265 hektare.

Suharyono mengatakan pihaknya menerima laporan dari PT GCN dan langsung mengirim tim pendahuluan untuk mengobservasi satwa langka itu. Pada Sabtu (23/3) tim sudah bisa melakukan identifikasi, dan lokasi terjeratnya harimau cukup jauh sehingga memerlukan waktu tempuh sekira 11 jam menggunakan kapal dan berjalan kaki.

Tim gabungan dari BBKSDA Riau dan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dhamasraya (PR-HSD) akhirnya bisa membius harimau tersebut pada Senin (24/3) sekira pukul 10.50 WIB. Proses evakuasi harimau batal menggunakan helikopter karena lebatnya vegetasi, sehingga petugas mengangkat menggunakan tandu.

Ada dua opsi untuk penyelamatan, pertama adalah melepasliarkan lagi karena daerah itu adalah habitatnya. Tapi itu tidak bisa dilakukan karena harimau sudah mengalami luka di kakinya hingga infeksi. "Karena itu, dipilih opsi kedua yaitu harimau dibawa keluar untuk diobati," katanya.

Hasil diagnosa awal tim medis menyatakan harimau itu berjenis kelamin jantan dengan perkiraan usia 3-4 tahun, dan bobotnya sekitar 90 kilogram. Harimau itu terkena jerat di kaki kiri bagian depan, yang diperkirakan sudah berlangsung selama tiga hari.

"Saat ditemukan (harimau) diperkirakan sudah terjerat selama tiga hari sampai kakinya mengalami infeksi dan lukanya dikerumini lalat,"ujarnya.

Untuk proses penanganan lebih lanjut, ia mengatakan BBKSDA Riau telah menyerahkan harimau terluka itu kepada Balai KSDA Sumatra Barat (Sumbar) yang selanjutnya dititipkan ke PR-HSD di Dhamasraya, Sumbar.

"Saya berterima kasih kepada pihak GCN yang sudah mempunyai itikad baik untuk melapor ke kami sehingga satwa ini bisa diselamatkan. Selain itu, saya juga meminta agar kawasan itu harus dibersihkan dari aktivitas perburuan liar karena sepertinya ada banyak jerat yang dipasang di sana," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement