REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap gempa yang mengguncang Lombok Timur NTB, Ahad (17/3), telah menyebabkan tiga orang meninggal. Dua diantaranya merupakan wisatawan asing asal Malaysia.
"Gempa yang terjadi di Lombok Timur kemarin adalah gempa tektonik berkekuatan 5,4 skala richter (SR) yang berpusat di darat. Sebanyak tiga jiwa meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers update bencana, di Jakarta, Senin (18/3).
Ia menyebutkan, gempa itu mengakibatkan longsor di Kawasan Air Terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara dan dua wisatawan asal Malaysia tengah berkunjung di tempat itu kemudian menjadi korban. Ketika gempa mengguncang, batu-batu di air terjun tersebut runtuh dan menimpa wisatawan asing tersebut dan mereka meninggal di tempat.
Sementara itu, ia menambahkan, satu orang lainnya yang juga korban tewas adalah warga lokal. Selain korban tewas, ia menyebut sebanyak 182 orang luka-luka dan 2.108 penduduk terdampak.
Sementara itu kerusakan bangunan baik rumah rusak sedang, rusak ringan, rusak berat tercatat sebanyak 526 unit. Hingga siang ini, dia melanjutkan, gempa susulan terus terjadi. Tercatat sebanyak 37 gempa susulan terjadi setelah gempa utama tersebut.
"Kami tetap pantau karena gempa susulan terus berlangsung. Kami koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," ujarnya.
Sebelumnya pada Ahad (17/3) pukul 14.07 WIB, wilayah Kabupaten Lombok Timur, NTB diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M=5,8 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,4. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,47 LS dan 116,55 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 kilometer.