Ahad 17 Mar 2019 08:30 WIB

Pembangunan Rute MRT Bundaran HI-Kota Tua Dimulai Tahun Ini

Sumber dana pembangunan MRT fase II dari Jepang.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nur Aini
Kereta MRT melintas saat uji coba publik pengoperasian MRT fase I Koridor Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta, Rabu (13/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kereta MRT melintas saat uji coba publik pengoperasian MRT fase I Koridor Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta, Rabu (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca-pembangunan fase I Moda Raya Terpadu (MRT) tuntas, PT MRT Jakarta selaku manajer proyek siap memperluas rute yang masuk dalam pembangunan fase II. Fase I yang sudah siap digunakan yakni rute Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia rute pulang pergi. Adapun fase II, dari Bundaran HI menuju Kota Tua Jakarta. 

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, menjelaskan, kebutuhan investasi untuk fase II mencapai Rp 22,5 triliun. Sama seperti fase I, kebutuhan investasi itu bersumber dari pinjaman Jepang.

Baca Juga

“Ini baru proses awal, terkait teknis lebih rinci belum. Kita persiapan dan sudah mulai,” kata William beberapa waktu lalu.

Fase I MRT terdiri atas jalur bawah tanah, darat, dan layang. Total panjang jalur dari Lebak Bulus ke Bundaran HI sejauh 16 kilometer dengan jumlah 13 stasiun.

Sementara, untuk fase II, William belum dapat menjelaskannya. Menurut dia, dalam pembangunan rute tersebut, yang paling terpenting agar MRT dapat terintegrasi dengan moda transportasi lain yang sudah beroperasi saat ini misalnya, kereta Commuter Line, KA Bandara, hingga Bus Trans Jakarta.

“Bagaimana bisa mengatasi kemacetan? Jawabannya integrasi dengan moda transportasi lain. MRT hanya bekerja sendiri di jalur 16 kilometer itu kalau dia tidak terintegrasi,” ucap William menambahkan. 

Coordinator Secretary PT MRT Jakarta, Muhammad Kamaludin, menambahkan, rangkaian proses pembangunan fase II dipastikan mulai pada tahun ini. Namun, sebelum proses konstruksi dikerjakan, pihaknya terlebih dahulu harus melakukan proses tender kontraktor. Meski fase II merupakan kelanjutan dari fase I, mekanisme tender harus tetap dilaksanakan.

Ia pun menegaskan, antara groundbreaking proyek dan proses administrasi untuk pelaksanaan proyek fase II berjalan paralel. Groundbreaking rencananya akan mengambil momen saat pembangunan gardu listrik. Kontraktor untuk pembangunan gardu, kata Kamal, belum juga menjadi kontraktor pembangunan jalur MRT maupun stasiun.

Jauh sebelum pembangunan fase I dimulai, PT MRT Jakarta telah melakukan studi kelayakan proyek untuk rute Bundaran HI – Kampung Bandan. Di mana, area Kampung Bandan akan menjadi depo armada MRT. Namun, terdapat persoalan lahan untuk pembangunan depo sehingga Gubernur DKI Jakarta memutuskan penetapan lokasi dari Bundaran HI hingga Kota Tua Jakarta.

“Jadi supaya tidak nunggu-nunggu persoalan lahan, sekalian sampai Kota Tua. Sementara itu, kita diminta untuk mencari alternatif lahan untuk depo fase II,” ujar Kamal.

Kamal belum dapat menyebut pilihan alternatif depo MRT fase II. Sebab, Gubernur DKI meminta kepada PT MRT Jakarta untuk benar-benar memastikan lahan yang paling memungkinkan. Setelah ketersediaan lahan teridentifikasi secara lengkap, baru akan ditetapkan. Kamal menegaskan, pihaknya tidak ingin mengulang masalah yang kerap terjadi sebelumnya.

Jarak antara Bundaran HI menuju Kota Tua Jakarta jika melalui jalan raya sejauh 11 kilometer. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar 25 menit dalam keadaan kondisi jalan lengang. Transportasi umum massal yang dapat menghubungkan kedua titik itu saat ini yakni Bus Trans Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement