Kamis 14 Mar 2019 21:34 WIB

Survei Polmark: Elektabilitas PAN di Atas PKS dan PPP

PBB terancam tidak lolos ambang batas parlemen

CEO Polmark Indonesia Eep Saefullah Fatah.
Foto: Istimewa
CEO Polmark Indonesia Eep Saefullah Fatah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Lembaga Survei Polmark Indonesia merilis hasil survei elektabilitas partai politik dari 73 Daerah Pemilihan (Dapil) di seluruh Indonesia. Hasilnya di antara partai Islam dan berbasis massa Islam, elektabilitas PAN berada di atas perolehan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) maupun Partai Bulan Bintang (PBB).

Survei Polmark menunjukkan elektabilitas PAN sebesar 5,9 persen. Sementara PKS 4,5 persen dan PPP sebesar 4,4 persen. Di sisi lain, PBB terancam tidak lolos ambang batas parlemen dengan raihan hanya 0,5 persen.

"Menurut survei Polmark, PAN justru punya capaian signifikan untuk lolos Parliamentary Threshold (PT) dengan elektabilitas sebesar 5,9 persen," kata CEO Polmark Indonesia Eep Saefullah Fatah dalam rilis hasil survey di Forum Pikiran Akal dan Nalar di Hotel Grand Arkenso Semarang, Rabu (13/3). Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Menurut Eep, Survei ini bisa disebut paling komprehensif dengan responden sebanyak 32 ribu orang dengan rentang waktu Oktober 2018 sampai Februari 2019. "Hasilnya PAN solid di posisi keenam dengan elektabilitas 5,9 persen," ujar dia.

Eep menjelaskan Survei yang dilakukan Polmark Indonesia kini dilakukan di 73 Dapil seluruh Indonesia. Survei dilaksanakan Oktober 2018 hingga Februari 2019.

"Sebaran 73 Dapil yang menjadi objek survei kami ada di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusra, Maluku, dan Papua," kata Eep.

Berdasarkan survei tersebut, sembilan partai yang dinyatakan lolos parlemen adalah PDI Perjuangan (28,6 persen), Gerindra (14,1 persen), Golkar (13,5 persen), PKB (11,5 persen), dan Demokrat (6,9 persen). Kemudian, PAN (5,9 persen), NasDem (5,6 persen), PKS (4,6 persen), dan terakhir adalah PPP (4,5 persen).

Sementara partai yang tidak lolos PT antara lain Perindo (2 persen), PSI (0,6 persen), Berkarya (0,4 persen), dan Garuda (0,1 persen), Hanura (1,1 persen), PBB (0,5 persen), dan PKPI (0,2 persen).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement