REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian berharap Pemilu serentak yakni pilpres dan pemilu Legislatif sebagai momen menentukan pemimpin dan wakil rakyat yang berkualitas demi kemajuan bangsa Indonesia. Kepolisian, kata Tito tidak menginginkan momentum pemilu ini menjadi pemicu perpecahan bangsa.
"Jangan korbankan pemilu untuk memecah belah bangsa," kata Tito saat pidato di Kovensi Nasional Pendidikan Indonesia di Auditorium Universitas Negeri Padang, Kamis (14/3).
Polri, kata Tito sangat mengantisipasi terjadinya konflik berdarah karena pemilu ini. Bila ada pertumpahan darah kata dia konflik akan semakin meruncing dan berpotensi terjadi berkepanjangan.
Selama ini menurut Kapolri, bibit-bibit konflik sudah banyak muncul ke permukaan. Konflik dipicu oleh kecemburuan strata sosial dan ekonomi. Yaitu, kecemburuan masyarakat kelas bawah kepada kelas menengah dan kelas atas.
Potensi Indonesia terpecah belah ini penyebabnya kata Tito tidak lain karena kesenjangan ekonomi. Keadaan sampai sekarang kata dia Indonesia masih didominasi oleh masyarakat kelas bawah. Negara bisa dikatakan akan aman dari konflik bila jumlah kelas menengah sudah mendominasi.
Tito berharap pemilu serentak 2019 ini dapat berjalan aman dan damai. Pihak keamanan selama ini kata dia sudah berhasil lolos dalam pengamanan Pemilu legislatif dan Pilpres 2014, Pilkada serentak 2016 dan Pilkada serentak 2018. Meskipun perbedaan sikap politik memanas, tapi korban nyawa nihil. Tito berharap hal serupa juga terjadi di Pemilu tahun ini.
"Sekali berdarah, ada yang meninggal apalagi, konflik akan semakin parah," ujar Kapolri.