Jumat 01 Mar 2019 15:35 WIB

TKD Jatim tak Terpengaruh Pembakaran Kaus Bergambar Jokowi

TKD Jatim intensif bergerilya di Madura

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Ketua TKD Jatim Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Ketua TKD Jatim Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Setelah terjadinya pembakaran kaus bergambar Joko Widodo di Madura yang viral di media sosial, Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur untuk Jokowi-KH Maruf Amin langsung intensif bergerilya ke Pulau Garam tersebut. Konsolidasi dilakukan untuk mengamankan suara pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01, yang diklaim terus membesar di Madura.

 

”Ya dua hari ini kita konsolidasi, di Pamekasan hari ini, besok lanjut ke Sumenep. Kita pastikan tim tidak terpengaruh dengan aksi-aksi anarkis pendukung kubu sebelah yang sampai membakar APK Pak Jokowi. Jangan gentar sedikit pun, tapi jangan membalas dengan kekerasan serupa. Fokus jaga dan besarkan suara Pak Jokowi-Kiai Maruf,” ujar Ketua TKD Jatim Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, Jumat (1/3).

 

Machfud mengatakan, konsolidasi difokuskan di Sumenep dan Pamekasan, karena Bangkalan dan Sampang diyakini sudah terjadi migrasi besar-besaran dari pemilih Prabowo ke Jokowi. Machfud pun meyakini, Madura saat ini bukan lagi menjadi daerah utama raihan suara Prabowo.

 

Machfud mengungkapkan, dalam gerilya tersebut, TKD Jatim salah satunya mengunjungi Ponpes Bustanul Ulum Pamekasan. Di salah satu ponpes terbesar di Pamekasan tersebut, TKD Jatim melakukan pertemuan tertutup dengan puluhan kiai setempat. Agenda berlanjut dengan bertemu ratusan tokoh nelayan di kampung nelayan, kawasan Larangan, Pamekasan.

 

”Selain Bangkalan dan Sampang yang sudah sangat cerah, Pamekasan kami yakin mulai bergeser ke Pak Jokowi dan Kiai Maruf. Memang ini dulu basisnya Pak Prabowo. Tapi kami sudah dekati simpul-simpul kuncinya," ujar Machfud.

 

Madura selama ini memang menjadi basis utama suara Prabowo. Terbukti, Jokowi kalah signifikan di 4 kabupaten di Madura pada Pilpres 2014. Saat itu Prabowo rata-rata menang sekitar 70 persen di Pulau Garam.

 

Namun demikian, Machfud meyakinkan, saat ini situasinya sudah berubah. Dimana masyarakat di sana sudah berbalik mendukunh Jokowi. Bahkan, pembakaran kaus bergambar Jokowi, dirasanya karena ada ketakutan dari kubu pendukung Prabowo, lantaran banyak pendukungnya yang berbalik arah.

"Makanya sampai akhirnya mencoba memprovokasi dengan bakar-bakar APK. Tapi saya sudah instruksikan ke semua level tim pemenangan agar tidak terpancing membalas. Biarkan. Aksi anarkis kubu sebelah justru merugikan Pak Prabowo sendiri secara electoral,” kata Machfud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement