REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gempa berkekuatan 5,6 skala richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Solok Selatan pada Kamis (28/2) sudah menyebabkan ratusan rumah rusak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar telah mendata jumlah korban yang jatuh dan jumlah kerusakan yang terjadi di lokasi gempa.
Jumlah bangunan yang mengalami kerusakan sebanyak 347 unit. Sementara jumlah rumah warga yang rusak sebanyak 343 unit.
Menurut data BPBD Sumbar, 29 rumah mengalami rusak parah, 118 rusak sedang dan 196 rusak ringan. Sementara fasilitas umum yang ikut mengalami kerusakan di antaranya satu sekolah yaitu Madrasah Ibtidaiyah 3 Solok Selatan di Kecamatan Sangir Jujuan.
Satu rumah ibadah Musola Al Barokah Nagari Talunan Kecamatan Sangir Balai Janggo dan dua sarana kesehatan Puskesmas Mercu Kecamatan Sangir Jujuan dan Posyandu Nagari Talunan Kecamatan Balai Janggo.
Untuk data korban luka-luka sebanyak 48 orang. Di Kecamatan Sangir Balai Janggo 22 korban berasal dari Nagari Sungai Kunyit , 23 orang dari Nagari Talunan Maju . Dua korban dari Nagari Pantai Cermin, Kecamatan Sangir, Batang Hari dan satu orang dari Nagari Lubuk Malako.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur menjelaskan BPBD telah melakukan tindakan dengan mendirikan posko kesehatan di empat titik, yaitu Puskesmas Mercu yang kini menangani 22 korban, Puskesmas Abai menangani 2 korban, Puskesmas Talunan menangani 23 korban dan Puskesmas Bidar Alam menangani 1 korban.
Satu korban yang mengalami luka parah harus dilarikan ke RSUD Solok Selatan. Kemudian BPBD menyediakan makanan berupa nasi bungkus dan pendirian dapur umum untuk korban terdampak gempa. Selain itu juga ada pendirian tenda-tenda pengungsian.
"Jumlah pengungsi sekarang ada 55 kepala keluarga," kata Rumainur dalam keterangan resmi yang diterima Republika.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 km arah timur laut Kota Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, Propinsi Sumatera Barat pada kedalaman 10 km.
Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Solok Selatan ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, merupakan jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) tepatnya pada pertemuan segmen Suliti-Siulak.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar mendatar (Strike-Slip).
Menurut informasi dirasakan dari masyarakat, dampak gempabumi dirasakan di daerah Solok Selatan IV MMI, Padang III-IV MMI, Painan dan Padang Panjang II-III MMI, Payakumbuh 50 Kota II MMI, Kepahyang I MMI.