REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyelenggarakan gathering "Positif Bermedia Sosial" yang melibatkan pelaku media sosial serta beberapa komunitas. Kegiatan ini dalam rangka mengembangkan revolusi mental untuk anak muda.
Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Nyoman Shuida, mengatakan pertemuan ini dapat memberikan peluang bagi masyarakat khususnya generasi muda dalam merefleksikan nilai revolusi mental. "Peserta gathering pengguna media sosial yang diberikan materi terkait Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) agar terbangun karakter yang lebih baik, maju, mandiri, bermartabat, dan berjati diri," kata Nyoman dalam sambutannya, Jumat (22/2).
Diharapkan dengan kegiatan ini akan timbul pemahaman peserta dalam penggunaan media sosial ke arah lebih positif dan berkomitmen menginformasikan materi positif di media sosial mereka. Para peserta yang hadir diharapkan bisa menjadi kontributor GNRM dan merasakan langsung nilai baik gerakan ini.
Sementara itu, Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Paulus Wirutomo sebagai pembicara mengatakan revolusi mental sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah melalui hal-hal yang dekat dengan anak muda salah satunya media sosial. Ia pun menilai pemerintah harus lebih sering mengadakan diskusi revolusi mental dengan anak muda dan menggunakan media sosial sebagai sarana GNRM.
"Memperkenalkan revolusi mental memakai iklan. Ke dalam surat kabar, masuk tv itu kan biayanya mahal. Menurut saya kerja sama saja dengan blogger-blogger," kata Paulus.