REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang berencana akan membuat angkot dapat diakses jasanya melalui sistem online (daring). Nantinya, angkot di wilayah Kota Tangerang akan bertransformasi selayaknya transportasi berbasis online yang menjadi tren saat ini.
"Mau tidak mau angkot sekarang itu harus seperti online tidak lagi tradisional seperti sekarang. Angkot nanti beroperasi di sekitar permukiman. Jadi orang saat keluar dari rumah sudah mendapat angkot," Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Tangerang, Saeful Rohman, Jumat (22/2).
Pemkot rencananya akan membeli angkot-angkot yang ada di Kota Tangerang agar dapat menata teknis operasional beredarnya transpotasi umum ini. Pemerintah Kota Tangerang akan membeli angkot yang usianya kurang dari 10 tahun.
"Tarifnya tentu akan disubsidi biar murah. Rencana ini masih dalam tahap kajian, apakah secara hukum dibolehkan atau tidak" ucap Saiful.
Sejumlah warga naiki kendaraan angkutan kota (angkot) di ruas Jalan Daan Mogot, Tangerang.
Jika kajian yang dilakukan menyebutkan rencana pembelian angkot itu tak melanggar hukum, angkot yang berusia di bawah 10 tahun itu akan dioperasikan kembali di permukiman warga. Angkot yang beroperasi di permukiman dapat menjadi pengumpan (feeder) transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT) yang ada di Tangerang dan Jakarta.
"Kita terus mengoptimalkan angkutan umum di Kota Tangerang. Saat ini, kita juga mengkaji angkot dijadikan sebagai feeder Transjakarta dan Trans Kota Tangerang," kata Syaiful.
Saiful menambahkan, upaya menjadikan jasa angkot dapat diakses daring adalah agar masyarakat tertarik menggunakan angkot sebagai transportasi pilihan beraktivitas.
"Untuk para sopir angkot jangan khawatir. Jika rencana itu terwujud, mereka akan diprioritaskan sebagai sopir di angkutan pengumpan BRT dengan gaji bulanan," ujarnya.