REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil jejak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih unggul di pemilih muslim dengan angka 18.4 persen. Sementara sejumlah partai berbasis Islam terancam tidak lolos ambang batas parlemen pada pemilihan umum (Pemilu) 2019 mendatang.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Brawijaya Malang, Anang Sudjoko menilai partai nasional unggul di pemilih muslim merupakan hal yang wajar. Dia menilai komposisi mayoritas masyarakat beragama Islam di Indonesia tidak mencerminkan keyakinan mereka dalam memilih partai.
"Mereka bahkan masih melihat orang-orang yang ada di partai daripada ideologi partai. Citra parpol yang di-framing media ternyata juga memengaruhi mereka," ungkap Anang saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (21/2).
Anang mencontohkan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sebelumnya dikenal sebagai PK pernah menjadi partai yang ditunggu oleh umat Islam. Sayangnya, sempat hancur ketika presidennya terkena kasus korupsi. Akibatnya, banyak simpatisan yang akhirnya memilih partai lain, dan bukan partai Islam lagi.
"Harapan yang besar ke partai Islam ternyata tidak bisa dipenuhi oleh mereka dan jalur komunikasi ke konstituen tidak berjalan dengan baik," terang Anang.
Sebelumnya LSI Denny JA merilis hasil survei terbaru terkait elektablitas partai peserta pemilu terhadap suara pemilih muslim. PDIP masih unggul di pemilih muslim dengan angka 18.4 perse, kemudian Partai Gerindra 16,6 persen, Partai Golkar 11 persen, PKB 9,3 persen, dan Partai Demokrat 4,7 persen.