Senin 11 Feb 2019 14:23 WIB

Pemilik Usaha di Bandara Minangkabau Terimbas Harga Tiket

Pemilik usaha berharap harga tiket pesawat kembali normal sehingga penumpang ramai

Sejumlah calon penumpang pesawat udara, berada di konter check in, Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat. ilustrasi
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah calon penumpang pesawat udara, berada di konter check in, Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Sejumlah pemilik usaha makanan dan minuman di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, mulai merasakan imbas kenaikan harga tiket pesawat. Para pemilik usaha makanan dan minuman mulai merasakan sepinya jumlah pembeli.

Salah seorang pengelola Rumah Makan Padang di Bandara Minangkabau Risa mengaku sebelumnya ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 7 juta per hari. Namun sejak Januari hanya bisa mengantongi Rp 3 juta per hari saja.

Baca Juga

Akibatnya, restoran Padang yang berada di area pintu keberangkatan penumpangan tersebut mulai mengurangi makanan yang disediakan mengantisipasi tidak terlalu banyak sisa. "Kami khawatir juga kalau kondisi ini terus berlangsung bisa ditutup karena tidak seimbang pemasukan dengan sewa tempat," kata dia di Padang Pariaman, Senin (11/2).

Tidak hanya rumah makan Padang, Suci salah seorang karyawan gerai Soto di Bandara Minangkabau juga mengaku pengunjungnya berkurang hingga 30 persen. "Jika satu hari bisa mencapai 100 orang yang makan, sekarang 70 orang sudah banyak," katanya.

Beranjak ke lantai tiga area keberangkatan salah satu lounge yang ada di sana juga mengalami imbas. Menurut Ana pengelola lounge biasanya dalam sehari mereka bisa melayani 50 pax namun sekarang turun jadi 30 pax.

Kendati lounge tersebut kerap disinggahi kalangan berduit untuk bersantap sebelum berangkat sejak tiket pesawat naik ikut terimbas. Demikian juga dengan gerai bakso yang ada di ruang tunggu keberangkatan juga terkena imbas dengan penurunan jumlah konsumen hingga 30 persen sehari.

Semua pengelola usaha tersebut berharap harga tiket kembali normal sehingga penumpang jadi ramai di bandara.

Sementara General Manager Bandara Minangkabau Dwi Ananda saat kampanye keselamatan penerbangan mengakui terjadi penurunan jumlah penerbangan dan jumlah penumpang sejak Desember 2018. Untuk jumlah penumpang Dwi menyebutkan turun sekitar 2.000 orang per hari.

"Penurunan ini, berdampak ke pendapatan mengingat kontribusi pajak bandara (PSC) sebanyak 40 persen ke pendapatan Angkasa Pura II. Cukup besar, cukup signifikan, 40 persen," katanya.

Dia menambahkan, meskipun tidak semua penurunan penumpang diakibatkan karena satu faktor, yaitu naiknya harga tiket pesawat. Dwi mengatakan akibat dari penurunan penumpang, hal itu juga berdampak pada penurunan pembeli dari gerai di Bandara Minangkabau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement