Senin 11 Feb 2019 07:00 WIB

Makna Silaturahim UAS ke Tiga Tokoh Sepuh NU

Ustaz Abdul Somad telah mengunjungi Habib Luthfi, Mbah Moen, dan Gus Solah

Sambut Ustaz Abdul Somad, Habib Luthfi Beri ‘Gelar’ Baru] Ustaz Abdul Somad melakukan silaturahim kepada Habib Luthfi di Pekalongan, Jumat (8/2) lalu.
Foto: Republika/Hasanul Rizqa
Sambut Ustaz Abdul Somad, Habib Luthfi Beri ‘Gelar’ Baru] Ustaz Abdul Somad melakukan silaturahim kepada Habib Luthfi di Pekalongan, Jumat (8/2) lalu.

Oleh: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari lalu, Ustaz Abdul Somad (UAS) melakukan kunjungan ke tiga tokoh sepuh Nahdlatul Ulama (NU). Mereka adalah Rais Aam Jamiyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN), Habib Luthfi bin Yahya; pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen); dan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid (Gus Solah).

Belakangan, muncul tafsiran-tafsiran politis, meskipun sesungguhnya silaturahim demikian wajar. Sebab, UAS sendiri berasal dari tradisi Nahdliyin.

Tidak hanya kultural. Mubaligh kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, itu pernah merasakan kiprah di ranah struktural sebagai sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il NU Provinsi Riau periode 2009-2014.

Sowan ke Habib Luthfi

UAS bertamu ke kediaman Habib Luthfi di Pekalongan, Jawa Tengah, pada Jumat (8/2) lalu. Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal JATMAN, KH Mashudi, mengungkapkan, sudah menjadi kebiasaan sang tuan rumah untuk menyambut setiap tamu dengan ramah.

“UAS datang di (rumah) Habib Luthfi itu silaturahim biasa,  seperti tamu lainnya. Sebab, siapapun yang hadir silaturahim, beliau (Habib Luthfi) sangat welcome,” kata Kiai Mashudi dalam pesan singkat kepada Republika.co.id, Sabtu (9/2).

Republika.co.id telah menerima foto-foto dari UAS. Tampak di banyak gambar, yang bersangkutan bersalaman hangat dengan Habib Luthfi. Keduanya kemudian berbincang-bincang akrab.

Di tengah-tengah obrolan, Habib Luthfi bahkan menyebut UAS tidak lagi sekadar ustaz. Gelarnya sudah menjadi “Syekh”, yakni Syekh Abdusshamad.

"Jangan panggil ustadz, panggil Syaikh Abdusshamad.’ Ungkapan Habib Luthfi bin Yahya itu saya anggap cara beliau mengangkat nama saya,” kata Ustaz Abdul Somad saat dihubungi Republika.co.id dari Jakarta, Sabtu (9/2).

Kata-kata Habib Luthfi itu boleh jadi bukan pujian semata. Pemimpin JATMAN tersebut pastinya telah mengenal betul profil UAS.

Untuk diketahui, dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau itu merupakan keturunan Syekh Abdurrahman bin Nakhoda Alang bin Nakhoda Isma'il. Tuan Syekh Silau Laut, demikian gelarnya, lahir pada 1858 di Kampung Rao, Batubara (Sumatra Utara). Sepanjang hayatnya, mursyid Tarekat Syatthariyah itu pernah menuntut ilmu hingga ke Pattani (Thailand) dan Tanah Suci.

“Hubungan Abdul Somad dengan Syekh Abdurrahman, yakni Abdul Somad anak dari Hajjah Rohana, yang anak dari Siti Aminah, yang anak dari Syekh Abdurrahman," kata peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017 itu via sambungan telepon.

UAS meneruskan, Tuan Syekh Silau Laut pernah mengirim seorang anak laki-lakinya ke Makkah. Namanya, Syekh Muhammad Ali. Di Tanah Suci, dia belajar antara lain pada Sayyid Alawy al-Maliki, ulama ahlus sunnah wa al-jamaah (Aswaja) terkemuka.

“Dia (Syekh Muhammad Ali) wafat pada 1990. Sekarang, Silau Laut dipimpin Tuan Haji Ibrahim, anak Syekh Muhammad Ali,” terang UAS.

Dalam kesempatan ini, UAS tampak menyetor hasil bacaannya atas buku karya kakeknya, yang menurutnya telah di-tahqiq muqabalah dengan beberapa kitab tasawuf. Di hadapan Habib Luthfi, UAS alias Syekh Abdusshamad kemudian mencocokkan nama-nama sanad tarekat.

UAS mengaku kagum dengan Habib Luthfi yang sangat hafal sanad hingga kepada Rasulullah SAW. Silsilah tarekat Naqsyabandiyah Habib Lutfi bin Yahya diungkapkannya sebagai berikut. Habib Lutfi bin Yahya memeroleh talqin zikir dari Syaikh Abdul Malik. Syaikh Abdul Malik dari Syaikh Muhammad Ilyas. Selanjutnya, Syaikh Muhammad Ilyas dari Syaikh Sulaiman Zuhdi.

“Syaikh Sulaiman Zuhdi ini titik pertemuan silsilah zikir ulama-ulama Naqsyabandiyah Indonesia,” kata UAS.

Kentalnya nuansa keilmuan dari silaturahim itu kian jelas ketika Habib Luthfi menyarankan UAS supaya mengamalkan wiridan Tarekat Naqsyabandiyah. Selama ini, alumnus S-2 Darul Hadits (Maroko) itu telah diakui dalam dua tarekat, yakni Naqsyabandiyah dan Syatthariyah—seperti kakek buyutnya, Tuan Syekh Silau Laut.

“Lautan itu luas. Ada perahu Qadiriyah yang dibawa Syaikh Abdul Qadir al-Jilani; ada perahu Naqsyabandiyah; tapi, lautannya tetap, (yakni) La-ilaaha-illallah,” UAS mengulangi kata-kata Habib Luthfi kepadanya.

Pertemuan itu ditutup dengan nasihat Habib Luthfi. Intinya, sang habib akan selalu mendukung UAS dalam jalan dakwah Aswaja.

“Beliau (Habib Luthfi) melanjutkan agar (UAS) tetap menjadi benteng Ahlussunnahwaljama'ah. Silaturahim ke kediaman Habib Luthfi bin Yahya. Masya Allah, menyejukkan, zahir dan batin. Mohon ijazah zikir, doa, dan nasihat,” kenang UAS.

Sehabis pertemuan itu, muncul wacana memasukkan UAS ke kepengurusan JATMAN. Hal itu dibenarkan Mudir Am JATMAN Kiai Wahfiuddin saat dikonfirmasi terpisah. Namun, realisasinya belum mewujud sekarang.

“Habib Luthfi menawarkan Syekh Abdusshamad (UAS) untuk masuk dalam jajaran pengurus aliyah (nasional) JATMAN. Tapi, belum ada realisasinya, masih sedang dipertimbangkan untuk masuk di posisi mana,” ujar KH Wahfiuddin dalam pesan singkat, Sabtu (9/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement