Jumat 08 Feb 2019 16:41 WIB

Tingkat Kesadaran Bencana Indonesia Masih di bawah Jepang

Jepang sudah mengalami tiga kali kesadaran bencana

Nelayan pesisir selatan Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, sudah sebulan lebih tak kunjung melaut karena kapal dan alat tangkap ikan rusak diterjang tsunami Selat Sunda, akhir tahun lalu.
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Nelayan pesisir selatan Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, sudah sebulan lebih tak kunjung melaut karena kapal dan alat tangkap ikan rusak diterjang tsunami Selat Sunda, akhir tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lili Kurniawan mengatakan tingkat kesadaran kebencanaan masyarakat Indonesia masih berada di bawah Jepang. Menurutnya, Jepang sudah mengalami tiga kali kesadaran bencana

"Kesadaran tersebut tumbuh setelah Jepang menghadapi tiga bencana alam besar yang membuat masyarakatnya sadar terhadap bencana," kata Lili Kurniawan pada diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertajuk Potensi dan Mitigasi Kebencanaan, di Jakarta, Jumat (8/2). 

Bencana besar pertama yakni taifun Teluk Ise pada tahun 1959. Kedua, gempa bumi di Kobe tahun 1995. Ketiga, gempa bumi dan tsunami di Sendai pada 2011.

Dari bencana-bencana tersebut, pemerintah Jepang menyadari bahwa masyarakat yang selamat dari bencana tersebut adalah karena kesiapan diri mereka dalam menghadapi bencana. "Korban yang selamat, 95 persen adalah karena dirinya sendiri. Bagaimana mitigasi dilakukan ke masyarakat agar masyarakat punya kesiapan menghadapi bencana," katanya.

Ia pun menambahkan, Jepang juga rutin mengevaluasi daya tahan infrastrukturnya sehingga Jepang mampu membangun infrastruktur yang disesuaikan karakteristik bencana di wilayahnya.

Sementara Indonesia baru mengalami satu kali peristiwa bencana besar yakni saat tsunami Aceh pada tahun 2004. Ia mengatakan pihaknya ragu sejumlah bencana tahun 2018, bisa meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana.

"Lalu pada 2018, apa juga merupakan penyadaran bencana jilid dua?," katanya.

Lili menyebut, Jepang dan Indonesia sebenarnya mirip dalam hal potensi bencana. Dua negeri ini sama-sama berada pada zona cincin api.

"Geologi Indonesia dan Jepang itu sama," katanya.

Menurut dia, Jepang patut dicontoh dalam kemampuannya mengelola bencana. Setiap bencana di Jepang meningkatkan kesadaran pemerintah dan masyarakatnya untuk mengevaluasi tindakan yang harus mereka lakukan agar setiap kali terjadi bencana, mereka bisa tangguh, lebih dari sekedar tanggap terhadap bencana. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement